Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

New Normal, Doni Monardo Minta Kepala Daerah Siapkan Manajemen Krisis

Setiap kepala daerah diminta menyiapkan manajemen krisis untuk melakukan pengawasan dan evaluasi saat masyarakat kembali mulai kegiatan secara produktif tapi tetap aman Covid-19.
Kapolda Banten Irjen Pol Fiandar (depan) meninjau Stasiun Daru di Tigaraksa dalam rangka pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan kesiapan pemberlakuan kenormalan baru di Kabupaten Tangerang pada Jumat (29/5/2020)./Antara/Mulyana
Kapolda Banten Irjen Pol Fiandar (depan) meninjau Stasiun Daru di Tigaraksa dalam rangka pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan kesiapan pemberlakuan kenormalan baru di Kabupaten Tangerang pada Jumat (29/5/2020)./Antara/Mulyana

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo meminta kepala daerah untk dapat segera menentukan waktu dan tempat dalam memutuskan implementasi tatanan baru atau new normal.

Doni mengatakan Gugus Tugas pusat juga meminta setiap daerah menyiapkan manajemen krisis untuk melakukan pengawasan dan evaluasi saat masyarakat kembali mulai kegiatan secara produktif tapi tetap aman Covid-19. Hal itu dilakukan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

“Waktu dan sektor yang akan dibuka kembali ditentukan oleh para pejabat bupati dan walikota di daerah,” ujarnya dalam konferensi pers di Graha BNPB, Sabtu (30/5/2020).

Doni menyatakan jika dalam perkembangannya ditemukan kenaikan kasus, maka tim gugus tugas tingkat kabupaten/kota bisa memutuskan untuk melakukan pengetatan atau penutupan kembali fasilitas publik.

Imbauan kepada kepala daerah itu disampaikan seiring dengan adanya arahan dari Presiden Joko Widodo yang memerintahkan Ketua Gugus Tugas Covid-19 untuk memberikan kewenangan kepada 102 pemerintah kabupaten/kota yang berada dalam zona hijau untuk melaksanakan kegiatan masyarakat produktif dan aman Covid-19 berdasarkan protokol kesehatan.

Dia menjelaskan, pengambilan keputusan harus melalui Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) dengan melibatkan segenap komponen masyarakat termasuk pakar kedokteran Ikatan Dokter Indonesia, pakar epidemiologi, pakar kesehatan masyarakat, tokoh agama, tokoh budaya, tokoh masyarakat, pakar di bidang ekonomi kerakyatan, tokoh pers di daerah, dunia usaha, dan DPRD.

Adapun, bupati atau wali kota diminta agar melakukan konsultasi dan koordinasi yang ketat dengan pemerintah provinsi khususnya para gubernur. Proses pengambilan keputusan, imbuhnya, harus melalui tahapan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat.

Pertimbangan pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan juga simulasi sesuai dengan sektor atau bidang yang akan dibuka, seperti pembukaan rumah ibadah seperti masjid, gereja pura Vihara, pasar, atau pertokoan, transportasi umum, hotel, dan restoran, perkantoran dan bidang-bidang lain yang dianggap penting.

“Tahapan-tahapan sosialisasi tersebut tentunya harus dimengerti dan juga dipatuhi oleh masyarakat,” ujarnya.

Gugus tugas pusat bersama pemerintah provinsi, yaitu gugus tugas tingkat provinsi akan senantiasa memberikan informasi, pendampingan, dan evaluasi serta arahan sesuai dengan perkembangan keadaan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper