Bisnis.com, BERLIN – Akademisi di Jerman memutuskan untuk menghentikan riset klinis yang menggunakan obat anti-malaria hydroxychloroquine (hidroklorokuin) untuk Covid-19, lapor Spiegel Online seperti ditulis Antara pada Jumat (29/5/2020).
Hal itu dilakukan setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pekan ini memutuskan untuk menghentikan sebuah uji coba besar terkait masalah keamanan.
"Kini kami mungkin menghentikan riset selama dua pekan," kata Peter Kremsner, Direktur Medis Tuebingen University Hospital kepada Spiegel, yang melaporkan keputusan itu pada Kamis sore.
Selanjutnya akan dilakukan evaluasi apakah riset tersebut akan dilanjutkan, menurut Spiegel.
Hydroxychloroquine digembar-gemborkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pejabat lainnya sebagai pengobatan potensial untuk penyakit yang disebabkan oleh virus corona. Trump mengaku mengonsumsi obat tersebut untuk membantu mencegah infeksi.
Namun, sejumlah negara Eropa pada Rabu mulai menghentikan penggunaan obat anti-malaria itu untuk mengobati pasien Covid-19, dan sebuah uji coba global kedua ditunda.
Baca Juga
Kremsner mengatakan kepada Spiegel bahwa dia tidak memiliki indikasi efek samping yang mungkin berhubungan dengan hydroxychloroquine, menyatakan yakin bahwa obat tersebut mungkin dalam beberapa kasus digunakan pada pasien, di mana risiko efek sampingnya sangat tinggi. "Saya yakin kami dapat melanjutkan uji coba."
Tidak ada pihak di rumah sakit universitas yang bersedia berkomentar kepada Reuters.