Bisnis.com, JAKARTA – Britania Raya mengumumkan kematian 134 orang akibat Covid-19 selama 24 jam terakhir hingga Selasa (26/5/2020) malam WIB, menjadikan total korban jiwa di negara itu menjadi 37.048 orang.
Departemen Kesehatan juga meng\onfirmasi bahwa 2.004 lebih banyak orang telah dites positif untuk penyakit ini sepanjang Selasa, yang berarti 265.227 menerima diagnosis tersebut sejak wabah dimulai pada Februari.
Hari ini menandai hari pertama sejak Maret bahwa tidak ada kematian akibat virus corona di Irlandia Utara, wilayah yang dimasukkan dalam perhitungan Britania raya. Terakhir kali tak tercatat kematian di wilayah itu pada 23 Maret, sebelum lockdown diterapkan.
Selama 7 pekan, Inggris dan Wales masih menjadi dua wilayah di Britania yang paling parah mencatatkan angka kematian akibat Covid-19.
Data Kantor Statistik Nasional menunjukkan angka kematian Covid-19 sepanjang 9 Mei hingga 15 Mei adalah 2.639 di dua wilayah itu, menurun 1.235 dibandingkan dengan pekan sebelumnya.
Jumlah tersebut adalah penurunan lebih dari setengah dari puncak wabah yakni saat 8.180 orang meninggal dunia karena virus corona selama pekan terburuk pada dari 11 - 17 April.
Baca Juga
Namun, Profesor David Spiegelhalter, ahli statistik di University of Cambridge, mengkhawatirkan tentang jumlah orang yang meninggal di rumah mereka sendiri selama pandemi, yang mencatat ada sekitar 1.700 kematian yang disebutkan bukan disebabkan oleh corona.
“Kami melihat peningkatan besar dalam kematian di rumah, jumlah yang sama dari kematian Covid dan kematian yang tampaknya tidak dapat dijelaskan," kata Spiegelhalter.