Bisnis.com, JAKARTA – Bank sentral Turki mengerek naik batas maksimum pada currency swap agreement dengan otoritas moneter Qatar sebesar tiga kali lipat menjadi US$15 miliar.
Dalam sebuah pernyataan, bank sentral Turki mengatakan bahwa kedua negara telah memperluas perjanjian tukar mata uang yang pertama kalinya tercapai selama krisis mata uang 2018.
“Tujuan inti dari perjanjian ini adalah untuk memfasilitasi perdagangan bilateral dalam mata uang lokal masing-masing dan untuk mendukung stabilitas keuangan kedua negara,” terang bank sentral Turki pada Rabu (20/5/2020), dikutip dari Bloomberg.
Langkah tersebut pun semakin menegaskan hubungan yang dekat antara Presiden Recep Tayyip Erdogan dan negara Teluk itu.
Para pembuat kebijakan Turki telah melakukan berbagai pembicaraan untuk menandatangani perjanjian pertukaran mata uang dengan bank sentral negara-negara G20.
Turki diketahui mencari pendanaan asing untuk ekonominya setelah bank sentral negeri ini menggunakan cadangan devisa bernilai puluhan miliar dolar untuk mendorong nilai tukar lira dan menyelamatkan ekonominya dari pandemi virus corona.
Menyusul kabar tersebut, nilai tukar lira Turki memangkas pelemahannya dan diperdagangkan di level 6,7800 per dolar AS pada perdagangan Rabu (20/5) pukul 9.20 waktu Istanbul.