Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas kesehatan Italia mencatat terdapat 162 kematian akibat virus corona selama 24 jam terakhir hingga Selasa (19/5/2020) tengah malam WIB.
Jumlah itu naik lagi setelah 1 x 24 jam sebelumnya Italia—negara dengan jumlah kematian akibat Covid-19 terbanyak di Eropa dan kedua di duniab setelah Amerika Serikat—mencatat 99 kematian, terendah secara harian sejak 9 Maret 2020.
Dari 162 kematian dalam 24 jam terakhir, 54 di antaranya terjadi di Lombardy, wilayah paling parah di Italia terkena serangan virus tersebut, tetapi kasus positif justru turun sebanyak 1.424.
Dengan 162 kematian akibat penyakit yang sangat menular tersebut, jumlah kematian mencapai 32.169 orang kehiloangan nyawa sejak krisis dimulai pada 20 Februari 2020.
Ada lagi 813 kasus positif, dengan lebih dari setengahnya (462) di wilayah Lombardy, dari total 63.158 tes. Ini berarti dari semua yang diuji, 1,2 persen memiliki Covid-19. Di Lombardy, angka itu menjadi 3,0 persen.
Sebanyak 2.075 orang dinyatakan sembuh, sehingga kasus positif saat ini secara keseluruhan turun sebanyak 1.424 menjadi 65.129.
Sejak pandemi dimulai di Italia, ada 226.699 kasus positif, dengan 129.401 di antaranya membuat pemulihan penuh.
Sekarang terdapat 716 pasien dalam perawatan intensif (turun 33), kemudian 9.991 dirawat di rumah sakit (-216), dan 54.422 di rumah menjalani isolasi mandiri dengan hanya gejala kecil. Sementara itu, jumlah kasus yang ditangani di unit perawatan intensif (ICU) terus turun selama 44 hari berturut-turut.
Lombardy tetap menjadi masalah terbesar, sedangkan jumlah kasus positif dan kematian di banyak daerah lain mendekati nol.