Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah China mengaku sudah biasa diserang Amerika Serikat (AS) terkait tuduhan pandemi Covid-19. Pihak China menyebut tuduhan-tuduhan terkait Corona bukanlah serangan pertama yang didapat China dari AS menyusul tuduhan terbaru bahwa China mencoba meretas data riset vaksin virus Covid-19 di Amerika.
"Hal tersebut bukan yang pertama kalinya di mana Amerika membuat tuduhan mengada-ada untuk China," ujar Duta Besar China untuk Inggris, Liu Xiaoming, sebagaimana dikutip dari Sky News, Jumat (15/5/2020).
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Biro Investigasi Federal Amerika (FBI) menyatakan jaringan peretas asal China berusaha mencuri data penelitian vaksin virus Corona yang sedang berlangsung. Dalam keterangannya, data-data tersebut meliputi data vaksin, obat, pengujian, peneliti, dan organisasi yang dilibatkan dalam penelitian.
China sudah membalas tuduhan tersebut. Kepada AS, Pemerintah Cina menyebut FBI mengeluarkan peringatan didasarkan prasangka buruk dan tanpa bukti.
Xiaoming beranggapan AS hanya berusaha merusak kredibilitas China dan segala upaya yang dilakukan terkait virus Corona lewat tuduhan-tuduhan mereka. Ia menyayangkan hal tersebut karena dengan situasi sekarang lebih baik negara-negara berkolaborasi untuk menemukan vaksin Covid-19.
"(Tuduhan peretasan) bukanlah satu-satunya upaya mereka untuk menjatuhkan kerjasama internasional dalam pencarian vaksin virus Corona. Saya rasa vaksin akan menjadi solusi terakhir dari masalah ini," ujar Xiaoming soal AS.
Baca Juga