Bisnis.com, JAKARTA - Vodafone Group Plc mencatat meningkatkan penjualan pada kuartal I/2020, ditopang oleh peningkatan telekomunikasi yang kuat di tahap awal pandemi virus corona.
Dilansir Bloomberg, operator nirkabel ini melaporkan pertumbuhan pendapatan layanan organik sebesar 1,6 persen di kuartal fiskal yang berakhir Maret 2020, lebih tinggi dari proyeksi ekonom sebesar 0,9 persen dan mempertahankan dividen final sebesar 4,5 sen euro per saham.
Perusahaan disebut mempersiapkan spin-off anak usaha untuk sekitar 58.000 menara komunikasi, yang berencana melakukan penawaran umum perdana awal. Vodavone juga menargetan penghematan biaya sebesar 1 miliar euro (US$1,1 miliar) dalam tiga tahun ke depan.
"Kami sedang mempersiapkan rencana IPO di kalender awal 2021, dan kami menargetkan untuk memberikan informasi keuangan (mengenai rencana tersebut) dalam laporan keuangan interim November 2020," kata Vodafone dalam sebuah pernyataan, Selasa (12/5/2020), seperti dikutip Bloomberg.
Chief Executive Officer Vodafone Nick Read tengah mencoba merombak bisnis operator nirkabel global ini dan membayar hutang setelah lemahnya penjualan dan peningkatan biaya yang memaksa perusahaan memangkas dividen setahun yang lalu.
Investor juga memantau apakah wabah virus corona akan mengganggu rencana Read untuk membayar hutang Vodafone dengan spin-off unit bisnis menara tersebut.
Penjualan organik di Italia, pasar utama pertama Vodafone yang terkena virus, turun 3,7 persen pada kuartal I/2020, sedikit lebih tinggi dibandingkan proyeksi analis yang memperkirakan penurunan 4,6 persen. Penjualan di Spanyol juga jatuh 2,7 persen, lebih tinggi dari proyeksi sebesar minus 5,5 persen.
Saham Vodafone mampu memulihkan sebagian pelemahan saham setelah pandemi menyeret turun harga saham di bawah 1 pound per saham pada pertengahan Maret ke level terendah 23 tahun.