Bisnis.com, JAKARTA - Data penyebaran Covid-19 di dalam negeri mulai menunjukkan perubahan setidaknya sekitar 1 bulan yang lalu atau tidak lama sebelum protokol pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dimulai di berbagai daerah.
Menteri Keuangan Sri Mulyani belum lama ini mengatakan jumlah penambahan kasus positif Covid-19 di Jakarta mulai turun. Namun demikian, pertumbuhan kasus positif di luar DKI Jakarta justru meningkat pesat.
Data yang dicatat oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menunjukkan hal yang sama.
Salah satu indikatornya adalah konsistensi penurunan kontribusi jumlah kasus positif DKI Jakarta terhadap jumlah kasus positif nasional.
Jumlah kasus positif di Jakarta masih menopang 51,56 persen dari total kasus nasional. Namun demikian, angka tersebut berangsur turun menjadi 45,09 persen pada akhir PSBB tahap I dan 40,89 persen pada minggu pertama PSBB tahap kedua.
Baca Juga
PSBB Nyaris Sebulan
Hampir satu bulan PSBB berjalan di DKI Jakarta, kontribusi kasus positif pada hari ke-29 menjadi 37,85 persen.
Selain itu, penambahan kasus Covid-19 per hari di DKI Jakarta pun turun drastis, dari 5-9 persen atau sekitar 100-200 kasus per hari menjadi sekitar 1 persen atau 55-80 kasus per hari. Sementara itu, penambahan kasus secara nasional tetap tumbuh sekitar 300-400 kasus per hari.
Walaupun jumlah kasus positif Covid-19 di Jakarta telah melambat, volume orang dalam pemantauan (ODP) tetap tumbuh secara konsisten sekitar 0,7-1 persen per hari.
Pada beberapa hari, pertumbuhan volume ODP di Jakarta bahkan lebih tinggi dari persentase nasional yakni mencapai 21,01 persen.
Selain itu, kontribusi volume ODP Ibu Kota tetap konsisten di sekitar level 3 persen.
BNPB mencatat volume ODP nasional hari ini, Rabu (6/5/2020) bertambah 1.500 orang menjadi 240.726 orang, sedangkan volume ODP di DKI Jakarta berkontribusi sebesar 3,76 persen atau sebanyak 9.075 orang.
Seperti diketahui, ODP merupakan orang yang pernah kontak dengan pengidap Covid-19 maupun datang dari daerah yang terdapat pengidap Covid-19.
Sesditjen Pencegahan dan Pengendalian penyakit, Kemenkes dr Achmad Yurianto menjelaskan bahwa pemantauan untuk mengantisipasi apabila orang dalam pemantauan tersebut sakit, sehingga bisa dengan segera dilakukan penanggulangannya.
Petugas medis mengambil sampel spesimen saat swab test virus corona Covid-19 secara drive thru di halaman Laboratorium Kesehataan Daerah (Labkesdan) Kota Tangerang, Banten, Senin (6/4/2020)./Antara - Fauzan
Pemeriksaan PCR
Presiden Joko Widodo telah mengarahkan pemerintah untuk dapat melakukan 10.000 pemeriksaan Covid-19 perhari dengan metode polymerase chain reaction atau PCR.
BNPB mencatat setidaknya selama 21 April-4 Mei 2020 frekuensi pemeriksaan secara nasional hanya naik dari sekitar 1.200 pemeriksaan per hari menjadi sekitar 3.000 per hari.
Dengan kata lain, petugas kesehatan di lapangan baru dapat melaksanakan sekitar 30 persen dari target yang ditetapkan pemerintah.
Sementara itu, berdasarkan data Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, pemeriksaan yang dilakukan di Ibu Kota selalu lebih tinggi dari pemeriksaan nasional hingga akhir April 2020.
Pemeriksaan spesimen kumulatif yang dilakukan di Jakarta mencapai 77.671 orang pada 30 April 2020, sedangkan BNPB mencatat total pemeriksaan baru mencapai 72.351 orang pada hari yang sama.
Alhasil, kontribusi pemeriksaan di Ibu Kota selalu melebihi level 100 persen hingga akhir bulan lalu. Namun demikian, perlu digaris bawahi bahwa pemeriksaan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta menggunakan metode rapid test, sedangkan metode yang dicatat oleh BNPB memakai metode PCR maupun Rapid PCR.
Adapun, jumlah penambahan pemeriksaan tertinggi terjadi pada 29 April 2020 yakni sebanyak 5.240 pada hari tersebut. Namun demikian, jumlah penambahan pemeriksaan secara konsisten turun setidaknya hingga 4 Mei menjadi 3.049 per hari.
PDP
Di samping itu, volume pasien dalam pemantauan atau PDP di DKI Jakarta menyumbang sekitar 20-30 persen PDP secara nasional. Hingga 4 Mei 2020, jumlah PDP di Jakarta mencapai 6.213 pasien, sementara itu jumlah pasien secara nasional adalah 24.020 pasien.
Secara presentase, jumlah penambahan volume PDP nasional per hari lebih tinggi yakni sekitar 1-5 persen per hari, sedangkan di Jakarta sekitar 0,3-4 persen.