Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak tengah memutar otaknya guna mengembalikan aktivitas perkantoran di Inggris.
Maret 2020 lalu, saat kebijakan lockdown Inggris diumumkan, Sunak menjanjikan bantuan 80 persen gaji bagi para pekerja Inggris agar dengan syarat mereka mengambil cuti dan melakukan aktivitas rumah. Kini, langkah itu bagai buah simalakama bagi Kementerian Keuangan Inggris.
Menurut laporan Bloomberg, saat ini total penerima bantuan itu sudah menembus lebih dari 6,3 juta orang. Alhasil, Inggris kini sudah menghabiskan dana senilai 39 miliar poundsterling hanya untuk satu jenis bantuan.
Bila program tersebut tak bisa dikurangi intensitasnya, bisa-bisa kondisi keuangan Inggris akan semakin memprihatinkan.
Kepada Bloomberg, salah satu sumber pemerintah Inggris mengatakan Sunak bakal mengumumkan kebijakan baru pekan ini. Kebijakan tersebut bakal mengurangi jumlah penerima bantuan dan membuat neraca keuangan Inggris lebih stabil.
Salah satu dari kebijakan tersebut kemungkinan besar adalah tawaran bantuan 60 persen gaji bagi mereka yang mau kembali ngantor. Artinya, para pekerja akan tetap menerima gaji dari kantor masing-masing sambil tetap mendapat santunan dari pemerintah.
Baca Juga
"Memperbolehkan orang bekerja dengan tawaran tambahan bantuan, meskipun lebih kecil jumlahnya dari sekarang, barangkali akan membantu," ucap sumber tersebut.
Survei terbaru BBC menyebutkan bahwa dua pertiga perusahaan di Inggris dengan jumlah karyawan di bawah 10 orang sudah siap beraktivitas kembali. Bila menimbang survei tersebut, ada kemungkinan tawaran Sunak bakal diprioritaskan untuk UMKM.
Yang kemudian masih jadi kendala adalah angka persebaran virus di Inggris yang tak kunjung membaik. Pemerintah was-was apabila nantinya langkah Sunak justru akan semakin menaikkan angka kasus di Inggris.
Saat ini positif Covid-19 di Inggris sudah melampaui angka 195.000. 29.427 di antaranya sudah dinyatakan meninggal.