Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Langgar Aturan Lockdown, Kepala Penasihat Virus Inggris Mundur

Neil Ferguson mengundurkan diri setelah kedapata melanggar aturan lockdown demi bertemu seorang perempuan.
Suasana sepi di Tower Bridge di London, Inggris, Kamis (9/4/2020). Saat Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berada di unit perawatan kritis karena Covid-19, sejumlah pejabat menyusun rencana untuk memperpanjang masa lock down untuk mengendalikan krisis karena virus corona. Bloomberg/Simon Dawson
Suasana sepi di Tower Bridge di London, Inggris, Kamis (9/4/2020). Saat Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berada di unit perawatan kritis karena Covid-19, sejumlah pejabat menyusun rencana untuk memperpanjang masa lock down untuk mengendalikan krisis karena virus corona. Bloomberg/Simon Dawson

Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Penasihat Virus Pemerintah Inggris Neil Ferguson resmi mengundurkan diri dari jabatannya. Seperti dilaporkan Bloomberg, Rabu (5/6/2020), Ferguson mundur setelah ketahuan melanggar regulasi lockdown pemerintah.

Kejadian ini menjadi sebuah ironi tersendiri. Pasalnya, Ferguson sendirilah yang pada awalnya memberi rekomendasi pada pemerintah untuk menerapkan lockdown di sebagian wilayah.

"Saya siap menerima segala penilaian buruk karena tindakan saya memang keliru," ujar Ferguson, dikutip dari Bloomberg.

Menurut laporan Telegraph, Ferguson diketahui melanggar aturan lockdown guna bertemu seorang perempuan. Namun, Ferguson sendiri tak menyinggung hal ini dalam pernyataan resminya.

"Saya sudah bersikap selah-olah saya adalah manusia yang kebal, padahal saya sudah pernah menjadi pasien positif dan diisolasi dua pekan. Saya benar-benar merasakan penyesalan terdalam dan memohon agar seluruh orang tetap melakukan pembatasan sosial," sambung epidemologis asal Imperial College tersebut.

Mundurnya Ferguson seolah menambah beban sorotan terhadap pemerintah Boris Johnson. Sejak Selasa (5/5/2020) kemarin Negeri Ratu Elizabeth menempatkan diri sebagai negara dengan angka kematian tertinggi di Eropa.

Total korban meninggal akibat corona di Inggris mencapai 29.427 jiwa. Sedangkan jumlah kasus mereka sudah menyentuh angka lebih dari 195 ribu.

Tingkat persebaran corona di negara tersebut juga masih tergolong tinggi. Dalam 24 jam terakhir hingga Selasa (5/5/2020) misal, jumlah kasus mengalami lonjakan sebanyak 4.406.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Hafiyyan
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper