Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Hong Kong mengumumkan hasil pemasukan sejumlah industri lokal sepanjang Maret 2020, Selasa (5/5/2020). Hampir semua sektor mengalami pukulan telak, tak terkecuali industri ritel.
Menurut publikasi pemerintah, pemasukan ritel pada Maret 2020 berada di angka 23 miliar dolar Hong Kong atau setara US$ 2,97 miliar. Angka ini memang naik tipis dari Februari, tetapi anjlok drastis sampai 42 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya (year on year/yoy).
Angka rendah tersebut, menurut anggota Parlemen Hong Kong Michael Tien, banyak dipengaruhi oleh absennya kehadiran wisatawan asal China. Pandemi Covid-19 membuat kunjungan mereka ke Hong Kong anjlok signifikan.
Tien lantas khawatir masalah ini tidak akan rampung setelah corona. Kebencian warga Hong Kong terhadap China akibat tensi politik pemerintah setempat dirisaukannya bakal membuat wisatawan China kian ragu berkunjung.
"Setelah pandemi ini, wisatawan China yang datang mungkin hanya setengah dari yang seharusnya. Mereka barangkali akan ketakutan dengan protes saat ini. Akan ada jurang pemisah baru antara warga China dan Hong Kong," sambungnya.
Hingga kini, protes publik Hong Kong terhadap pemerintah setempat dan intervensi China memang belum mereda. Bahkan meski kebijakan pembatasan sosial diterapkan, para demonstran tak kehabisan akal untuk melakukan protes dengan penerapan protokol kesehatan sesuai dengan anjuran WHO.
Berpadu dengan krisis akibat korona, protes tersebut bikin pemerintah ketar-ketir.
"Kami benar-benar berada di situasi sulit. Dibanding krisis finansial sebelumnya, SARS, atau tsunami finansial, kondisi saat ini lebih buruk," ujar Sekretaris Pemerintahan Hongkong Carrie Lam, seperti dilansir Bloomberg.
Terlepas dari kekhawatiran yang ada, penanganan corona di Hong Kong relatif bagus. Hingga Selasa (5/5/2020) baru ada empat korban meninggal dari 1.041 kasus terkonfirmasi. Jumlah pasien sembuh juga sudah menyentuh 900 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel