Bisnis.com, JAKARTA— ANA Holdings Inc. mencatatkan kerugian senilai 69 miliar yen (US$551 juta) pada kuartal I/2020 menyusul dengan ditutupnya penerbangan internasional di hampir seluruh dunia akibat wabah Covid-19.
Pada periode yang sama tahun lalu, manajemen menikmati keuntungan hingga 8,4 miliar yen. Maskapai terbesar di Jepang ini juga baru saja membatalkan dividen tahunannya.
ANA merupakan salah satu maskapai penerbangan yang bisa menggambarkan betapa berdarahnya kondisi industri maskapai penerbangan internasional di tengah pandemi virus Corona.
Berdasarkan estimasi International Air Transport Association, industri penerbangan global berpeluang mencetak kerugian US$252 miliar pada tahun ini akibat krisis berkepanjangan saat ini.
Maskapai ini pun berencana memangkas penerbangan rute domestik hingga 80 persen selama musim liburan mulai pekan ini.
Dilansir Bloomberg, Selasa (28/4/2020), penjualan ANA pada periode yang sama juga merosot mencapai 20 persen menjadi 392 miliar yen. Melihat kondisi yang ada, maskapai ini telah merumahkan 45.000 karyawannya.
Baca Juga
Manajemen sedang berdiskusi untuk mendapatkan pinjaman 300 miliar yen dari Development Bank of Japan untuk membiayai kerugian operasionalnya akibat pandemic virus corona.
Executive Vice President ANA Ichiro Fukuzawa menyebutkan pihaknya juga tengah mencari pinjaman 350 miliar yen dari perbankan.