Bisnis.com, JAKARTA - Optimisme pemerintah bahwa musim kemarau bisa memperpendek usia Virus Corona (Covid-19) ternyata dibantah oleh pakar dari China, yang mengingkatkan bahwa Virus Corona hanya mati pada suhu 56 derajat Celcius dan terpapar panas selana 30 menit.
Dalam dalam pernyataanya Jumat (24/4/2020), Presden Joko Widodo mengutip statement seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri Amerika Serikat, yang mengatakan bahwa suhu udara yang panas bisa membunuh Virus Corona di udara.
"Makin tiggi temperatur, makin tinggi kelembaban dan adanya paparan langsung sinar matahari akan memperpendek masa hidup Virus Covid-19 di udara," tutur Jokwi dalam video yang diunggah akun Youtube Sekretariat Presiden.
Jokowi cukup gembira dengan kabar ini, karena Indonesia berada di iklim tropis yang suhunya panas dan kaya sinar matahari.
"Namun demikian, jangan lupa protokol pencegahan Covid-19 harus terus kita jalankan dengan disiplin yang kuat," lanjut Jokowi. Simak pernyataan lengkap Jokowi dari video di atas.
Pendapat bahwa Virus Corona akan mati di musim kemarau disanggah oleh Profesor Wang Guiqiang, Direktur Departemen Penyakit Infeksi Peking University, yang mengatakan Virus Corona mati jika terpapar panas 56 derajat Celcius selama 30 menit.
"Virus Corona bisa mati di suhu 56 derajat Celsius setelah 30 menit, tetapi suhu musim panas tidak dapat naik setinggi itu," ujar Wang, sepeti dilaporkan Xinhua, Senin (27/4/2020).
Mungkinkan kemarau di Indonesia menghasilkan suhu sepanas itu? Berdasaran Prediksi BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), puncak musim kemarau di Indonesia terjadi pada Agustus 2020.
Mampukah puncak musim kemarau itu menghasilkan suhu 56 derajat Celcius? Kalau pun bisa, berarti kita harus menunggu Agutus agar Virus Corona mati secara alami.
Wang justru mengingatkan bahwa para pakar sejauh ini tidak bisa mengesampingkan kemungkinan bahwa COVID-19 akan menjadi masalah yang harus dihadapi dunia untuk jangka waktu lama.
Wabah ini juga berpeluang kembali merebak di musim gugur atau musim dingin di tempat-tempat di mana orang-orang berkumpul tanpa sirkulasi udara yang baik.
Wang mendesak untuk menggabungkan upaya internasional dalam membendung Covid-19, dengan mengatakan bahwa dunia hanya bisa memenangkan perang melawan virus ini jika semua negara bersatu tanpa terkecuali.