Bisnis.com, JAKARTA - Industrial & Commercial Bank of China Ltd., pemberi pinjaman terbesar di negara itu, menangguhkan penjualan beberapa produk investasi tambahan yang memungkinkan investor ritel melakukan spekulasi harga komoditas.
Kebijakan ini diambil bank pasca kehancuran harga minyak mentah yang belum pernah terjadi sebelumnya, menyebabkan volatilitas pasar.
Pemberi pinjaman itu untuk sementara akan menghentikan pembukaan baru (opening position) untuk produk terkait dengan minyak mentah, gas alam, dan kedelai untuk nasabah individu mulai Selasa (28/4) pukul 9 pagi waktu setempat.
"Langkah-langkah itu tidak akan berdampak pada perdagangan eksisting," menurut pernyataan perusahaan, dikutip melalui Bloomberg, Senin (27/4/2020).
ICBC mengatakan penangguhan itu untuk melindungi kepentingan klien karena volatilitas komoditas baru-baru ini. Langkah ini dilakukan setelah sebuah produk saingannya, Bank of China Co., yang terkait dengan minyak menyebabkan kerugian lebih dari US$1 miliar untuk klien setelah harga jatuh di bawah nol.
Insiden tersebut menyoroti risiko bahwa ada banyak produk manajemen kekayaan yang mudah diakses oleh non-profesional.
Beberapa waktu lalu Bank of China memperkirakan bahwa investor ritel akan mengalami kerugian dari jatuhnya produk investasi terkait dengan minyak mentah AS berjangka hingga 11 kali lipat menjadi 7 miliar yuan atau US$1 miliar.
Perkiraan kerugian klien di seluruh China meningkat dari sekitar 600 juta yuan pada pertengahan pekan lalu setelah ada lebih banyak informasi yang dikumpulkan melalui lebih dari 10.000 gerai bank.
Seorang sumber mengatakan bahwa jumlahnya masih dapat mengalami perubahan lebih lanjut. Bank of China menghentikan perdagangan produk terkait pekan lalu.
Sementara bank-bank terbesar China termasuk China Construction Bank Corp dan Bank of Communications Co juga menghentikan penjualan produk serupa yang telah menjadi cara populer bagi individu untuk berspekulasi tentang perubahan dalam minyak.