Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perlindungan Wanita dan Akses Vaksin Jadi Fokus Kerja Sama Internasional

Dalam beberapa pekan ini, Indonesia sudah aktif mendiskusikan upaya kolektif dengan rekan sesama menteri luar negeri dan komunitas internasional.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi bersiap memberikan pernyataan pers terkait larangan masuk sementara bagi warga negara asing ke Indonesia di Kantor Kementerian Luar Negeri Jakarta, Kamis (5/3/2020). Pemerintah Indonesia mengeluarkan larangan masuk sementara ke Indonesia bagi warga negara asing dari sejumlah wilayah di Iran, Korea Selatan dan Italia terkait menyebarnya virus corona di tiga negara. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi bersiap memberikan pernyataan pers terkait larangan masuk sementara bagi warga negara asing ke Indonesia di Kantor Kementerian Luar Negeri Jakarta, Kamis (5/3/2020). Pemerintah Indonesia mengeluarkan larangan masuk sementara ke Indonesia bagi warga negara asing dari sejumlah wilayah di Iran, Korea Selatan dan Italia terkait menyebarnya virus corona di tiga negara. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA - Perlindungan wanita dan jaminan akses vaksin kepada negara berkembang dan negara terbelakang menjadi poin utama diskusi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Hal ini disampaikan dalam konferensi pers bertajuk The Indonesian Government Measures in Mitigating the Economic Impacts of Covid-19, Kamis (23/4/2020) sore.

Dia mengatakan selama beberapa pekan ini, Indonesia sudah aktif mendiskusikan upaya kolektif dengan rekan sesama menteri luar negeri dan komunitas internasional. Dua pesan tersebut adalah, pertama, perlindungan dan pemberdayaan wanita untuk menjadi bagian dari solusi Covid-19.

“Kita harus memastikan wanita dapat mengakses layanan kesehatan, dukungan finansial, dan layanan esensial," ujarnya.

Di sisi lain, wanita memiliki peran yang besar dalam memerangi dampak Covid-19. Buktinya, 70 persen tenaga kesehatan global adalah perempuan

Pesan kedua, adalah akses kepada vaksin. Seluruh negara harus memiliki kesetaraan akses kepada obat-obatan dan vaksin dengan harga yang terjangkau.

Tanpa ini, negara berkembang dan least develop country (LDC) atau negara terbelakang yang akan paling menderita.

“Saya juga telah mengungkapkannya pada pagi ini saat pertemuan menteri luar negeri Asean-US. Saya telah mengungkapkan pesan ini di berbagai pertemuan yang berbeda,” ujarnya.

Diplomasi Indonesia juga berfokus pada penguatan mekanisme regional dan global untuk menghadapi pandemi ini termasuk Asean dan G-20.

Progres di Asean sudah terlihat, salah satunya adalah dengan pembentukan Asean Covid-19 Fund dan Asean Plus Three Emergency Rice Reserve. Indonesia tengah memfinalisasi prosedur dan pengaturan Asean Covid-19 Response Fund dengan dukungan Jepang.

Sementara itu, untuk memitigasi dampak Covid-19 pada keamanan pangan, Asean Plus Three (Jepang, Korea Selatan, China) Rice Reserve, Indonesia sudah berkomitmen mengalokasikan lebih dari 12.000 mt dari cadangan beras per tahun. Kontribusi serupa juga dilakukan oleh anggota Asean Plus Three.

Di level G-20, menteri keuangan dan gubernur bank sentral juga telah menyusun sejumlah strategi untuk menghadapi dampak sosial dan ekonomi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper