Dunia Butuh Reagen
Dunia memang butuh reagen, karena pandemi Covid-19 sudah terdampak pada 210 negara dan 2 kapal pesiar berdasarkan data yang dikutip dari www.worldometers.info, Rabu (22/4/2020). Adapun kasus Covid-19 di dunia sebanyak 2.585.195 dengan jumlah kematian 179.839 orang, dan jumlah yang sembuh 705.691 orang.
Tentunya, untuk mendapatkan jumlah kasus positif Covid-19 berdasarkan pemeriksaan dengan metode yang terpercaya setelah melalui kajian ilmiah, yakni real time polymerase chain reaction (PCR). Pemeriksaan ini pun direkomendasikan WHO.
Tentunya, untuk bisa melakukan pemeriksaan spesimen dibutuhkan alat pemeriksaan /mesin PCR, laboratorium bio safety level 2 (BSL-2), dan bahan kimia atau reagen. Ibarat bahan bakar, pemeriksaan PCR tidak bisa berjalan bila tidak ada reagen.
Pandemi Covid-19 membuat 210 negara sangat membutuhkan reagen, seperti halnya dengan alat pelindung diri (APD). Reagen yag dipergunakan Indonesia adalah impor. Demikian juga mesin PCR.
Kebijakan lockdown di beberapa negara pun berdampak pada produksi reagen. Dalam situasi seperti ini, pastinya negara yang memproduksi reagen mengutamakan kebutuhan dalam negeri dibanding ekspor.
Persoalan Covid-19 membuka mata kita bahwa banyak alat kesehatan/laboratorium yang masih tergantung pada negara lain misalnya ventilator, obat untuk pasien Covid-19 seperti avigan hingga chloroquine yang merupakan obat antimalaria.