Penjelasan Yuri Berubah
Saat update kasus Covid-19 pada Selasa (21/4/2020), Juru Bicara Pemerintah untuk Penanggulangan Covid-19 Achmad Yurianto, mengatakan laboratorium yang beroperasi ada 37 unit, sementara beberapa laboratorium lain terpaksa berhenti memeriksa virus SARS-CoV-2 karena reagen kosong.
“Beberapa terpaksa harus menghentikan aktivitas karena reagen belum sampai, besok akan beroperasi keseluruhan,” ujarnya ketika itu.
Selang beberapa jam kemudian, Yuri mengubah keterangannya saat dikonfirmasi soal laboratorium yang berhenti memeriksa spesimen untuk mendeteksi virus corona.
“Bukan berhenti beroperasi, hanya bekerja di bawah performa biasanya, karena kelambatan pasokan reagen,” ujarnya melalui pesan tertulis kepada Bisnis di Jakarta pada Selasa (21/4/2020).
Ada tujuh laboratorium jejaring Kementerian Kesehatan untuk pemeriksaan spesimen yang bekerja di bawah performa. Tujuh laboratorium itu tersebar di Surabaya, Palembang, dan Jakarta.
Di Jakarta, dua laboratorium yang bekerja di bawah peforma adalah Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) dan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan (BBTKL).
Meski demikian, dia mengutarakan besok ketujuh laboratorium jejaring tersebut akan kembali beroperasi seperti biasa.
“Besok sudah on lagi.”
Faktanya, saat update kasus Covid-19 pada Rabu (22/4/2020), Yuri kembali mengatakan bahwa jumlah laboratorium yang melakukan tes PCR ada 38. Jumlah ini akan bertambah setelah datang reagen dari negara lain yang bisa diterima hari ini, katanya.
Jadi, reagen menjadi masalah dalam penanggulangan Covid-19 di Indonesia.
Sejauh ini, ada 55.732 spesimen yang diperiksa. Adapun jumlah kasus yang diperiksa spesimennya 47.361 orang. Dari jumlah itu 7.418 orang positif, 39.943 orang negatif. Dari 7.418 orang positif Covid-19, ada 908 orang sembuh, 634 orang meninggal. Kasus-kasus tersebut menyebar di 34 provinsi, 263 kabupaten/kota.