Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyuarakan peran wanita dalam menghadapi pandemi di Indonesia dalam ajang World Economic Forum (WEF) Virtual Inaugural Meeting of the Regional Action Group for Asia-Pacific (APAC RAG) (21/4/2020) yang bertepatan dengan hari Kartini.
Seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (22/4), terdapat empat hal pokok yang disampaikan Menlu RI pada pertemuan WEF di hadapan sejumlah menteri dari beberapa negara, yakni dari Thailand, Malaysia, Philipina, Myanmar dan kalangan pebisnis, serta pengamat ekonomi dan akademisi.
Pertama, peranan perempuan di Indonesia dan dunia untuk melawan Covid-19. “Lebih dari 70 persen tenaga kesehatan di dunia adalah perempuan dan 64 persen pengelola UMKM dimiliki dan dikelola oleh perempuan” jelas Retno.
Lebih lanjut, Menlu RI mengajak semua kalangan baik pemerintah maupun swasta untuk dapat melibatkan pebisnis perempuan guna memitigasi dampak Covid-19.
Kedua, memberikan perhatian yang lebih besar kepada negara berkembang dan Least Developed Countries (LDCs) guna memberikan akses dan biaya yang terjangkau terhadap peralatan kesehatan, obatan-obatan dan vaksin.
Dijelaskan lebih lanjut bahwa hal ini dapat dicapai antara lain dengan menurunkan hambatan terhadap hak kekayaan intelektual serta mendukung alih teknologi dan know-hows. Hanya dengan cara itu, maka aksesibilitas dan keterjangkauan biaya vaksin dapat dicapai.
Baca Juga
“Jika kita tidak berhasil dalam melaksanakan agenda ini, maka pencapaian pembangunan berkelanjutan dalam Agenda 2030 akan sulit diraih, khususnya pada tujuan ketiga yaitu menjamin kesehatan dan kesejahteraan bagi semua,” tegas Menlu Retno.
Ketiga, terkait masa depan dunia setelah Covid-19 yang tidak akan sama lagi.
Globalisasi akan ditinjau kembali dengan berbagai penyesuaian, semua akan melakukan perubahan pendekatan pembangunan antara lain dengan diversifikasi produksi, dan akan lebih menekankan penggunaan sistem teknologi informasi (IT-based).
Lebih dalam lagi, Menlu menjelaskan bahwa reformasi PBB dan badan-badan internasional lainnya akan semakin dibutuhkan dalam tatanan hubungan internasional. Berbagai organisasi internasional harus dapat merespon lebih baik bencana pandemi global melalui penguatan tata kelola kesehatan dunia.
WEF dianggap telah berhasil mengembangkan model kolaborasi melalui WEF Disaster Resources Partnership Initiative yang diluncurkan di Jakarta pada 2011.
Bentuk kemitraan tersebut dapat ditiru dalam menghadapi keadaan darurat kesehatan guna mengatasi mulai dari kekurangan peralatan kesehatan, penyediaan obat dan vaksin hingga memperbaiki fasilitas medis lainnya.
Platform WEF nantinya juga akan saling menguatkan dengan berbagai inisiatif lainnya di kawasan, seperti pembentukan Asean Covid-19 Response Fund dan APEC yang menawarkan bantuan keuangan kepada UMKM. Platform WEF juga akan mengadakan pertemuan lanjutan untuk menindaklanjuti pembahasan terkait penanganan Covid-19.