Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Diminta Redakan Unjuk Rasa di AS, Alih-alih Mendukung

Berbagai unjuk rasa terjadi di belasan negara bagian Amerika, dari timur hingga ke barat. Mereka memperotes kebijakan lockdown yang diterapkan berbagai negara bagian untuk menekan pandemi virus Corona.
Presiden AS Donald Trump dalam pertemuan dengan para eksekutif bank di Gedung Putih di Washington, DC, AS, pada hari Rabu, 11 Maret 2020. Trump mengatakan akan membuat pernyataan padda Rabu (11/3/2020) malam tentang bagaimana dia akan meredam wabah virus corona. / Bloombergnn
Presiden AS Donald Trump dalam pertemuan dengan para eksekutif bank di Gedung Putih di Washington, DC, AS, pada hari Rabu, 11 Maret 2020. Trump mengatakan akan membuat pernyataan padda Rabu (11/3/2020) malam tentang bagaimana dia akan meredam wabah virus corona. / Bloombergnn

Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Michigan, Gretchen Whitmer, meminta Presiden Amerika Donald Trump untuk meredakan unjuk rasa terkait lockdown yang terjadi di berbagai negara bagian. Menurut dia, walaupun demonstrasi diperbolehkan, situasi pandemi virus Corona (Covid-19) saat ini terlalu berbahaya.

"Unjuk rasa adalah tradisi yang dilindungi Amerika. Hanya saja, saat ini, terlalu berbahaya untuk melakukan itu. Saya bisa paham bahwa masyarakat frustasi," ujar Whitmer sebagaimana dikutip dari BBC, Selasa (21/4/2020).

Sebagaimana diketahui, berbagai unjuk rasa terjadi di belasan negara bagian Amerika, dari timur hingga ke barat. Mereka memperotes kebijakan lockdown yang diterapkan berbagai negara bagian untuk menekan pandemi virus Corona. Adapun jumlah pesertanya juga beragam, ada yang dari belasan hingga ribuan orang.

Menurut mereka, lockdown yang ada mematikan hidup mereka. Sebab, berbagai bisnis non-esensial ditutup untuk memastikan mereka tidak berkeliaran dan memperparah pandemi Corona. Beberapa dari pengunjuk rasa bahkan beranggapan bahwa ancaman virus Corona tidak nyata dan hanya hasil bualan media.

Situasi memanas ketika Presiden Amerika Donald Trump ikut mendukung unjuk rasa tersebut. Trump merasa lockdown memang harus segera dibuka kembali agar masyarakat kembali bekerja. Namun, berbagai kepala negara bagian bergeming dan memilih untuk berhati-hati atau bertahap dalam membuka lockdown.

Whitmer berkata, Trump hanya cukup memperingatkan bahwa tetap berada di rumah akan sangat membantu untuk menekan pandemi Corona secepat mungkin. Semakin cepat pandemi ditekan, maka semakin cepat pula bisnis bisa kembali dibuka.

Gubernur North Carolina, Roy Cooper, menyatakan hal senada. Ia, yang bersama Whitmer berasal dari Demokrat, menyampaikan tidak seharusnya Trump memanas-manasi demonstran. Hal yang seharusnya Trump lakukan, kata Cooper, adalah memastikan pembatasan sosial tetap berjalan.

"Buatlah publik sadar bahwa penting untuk melakukan pembatasan sosial sebelum kita bisa mulai meringankannya," ujar Cooper.

Wakil Presiden Mike Pence menerima pernyataan Whitmer dan Cooper. Ia memastikan bahwa pemerintahan Trump akan kembali memperingatkan publik untuk menjaga diri dan menerapkan social distancing. "Kami akan nyatakan hari ini dan seterusnya," ujar Pence.

Trump, sejauh ini, belum memberikan respon. Langkah terakhir yang ia lakukan adalah memberhentikan segala layanan keimigrasian di Amerika. Tujuannya, untuk memastikan tidak ada pendatang yang mengambil lapangan kerja warga Amerika.

Sebagai catatan, dari 50 negara bagian di Amerika, beberapa sudah mulai menyiapkan langkah untuk pengurangan lockdown. Tiga yang terbaru adalah Georgia, Tennessee dan South Carolina. Giorgia, misalnya, akan memperbolehkan restoran, salon, gym, area bowling, dan bioskop kembali buka Jumat ini.

Negara-negara bagian yang bersiap untuk meringankan lockdown, selain tiga nama di atas, adalah Minnesota, Texas, Vermont, Ohio, Idaho, Floria, North Dakota, Montana, New York, Connecticut, dan New Jersey.

Amerika, hingga hari ini, masih menjadi episentrum virus Corona (Covid-19) di dunia. Jumlah kasus sudah mencapai 792.213 orang, sementara jumlah korban meninggal mencapai 42.517 orang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Andya Dhyaksa
Sumber : Tempo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper