Bisnis.com, JAKARTA - Ancaman keresahan sosial dan politik di seluruh dunia meningkat di tengah krisis virus corona (Covid-19). Pandemi itu memicu ketidakpuasan di kalangan masyarakat di tengah kekurangan pangan, PHK besar-besaran dan kebijakan lockdown.
Menurut laporan dan 16 organisasi termasuk badan-badan PBB dan Uni Eropa, risiko ini khususnya dikhawatirkan terjadi pada negara-negara yang sebelumnya juga sudah dihadapi dengan krisis pangan.
Dilansir melalui Bloomberg, data Program Pangan Dunia (WFP) PBB menyebutkan jumlah orang yang menghadapi kerawanan pangan akut meningkat hampir dua kali lipat tahun ini menjadi 265 juta orang, kecuali ada tindakan cepat yang diambil.
"Covid-19 berpotensi menjadi bencana bagi jutaan orang yang bergantung dengan kebutuhan pokok seadanya. Kondisi ini juga menekan mereka yang hanya bisa makan jika mendapat upah," kata senior ekonomi di WFP, Arif Husain, seperti dikutip melalui Bloomberg, Selasa (21/4).
Laporan ini juga menyebutkan bahwa tahun lalu, 135 juta orang di 55 negara dan teritori menghadapi kerawanan pangan akut dan membutuhkan bantuan pangan, dengan konflik dan perubahan iklim menjadi pendorong utama. Afrika memiliki jumlah terbesar orang yang terdampak kondisi ini.
WFP mengatakan bahwa pandemi mengancam meningkatkan kerawanan pangan akut di negara-negara yang bergantung dengan impor atau yang memperoleh sebagian besar pendapatan dari minyak, pariwisata dan remitansi.
Wabah juga diperkirakan dapat mempengaruhi alur bantuan kemanusiaan karena sumber daya kini dialihkan untuk kepentingan penanganan virus corona.
Laporan tersebut merekomendasikan perluasan sistem pemantauan untuk memastikan tindakan dini untuk membantu lapisan masyarakat yang paling rentan terhadap akses makanan.
WFP juga menyerukan lebih banyak dukungan untuk pengolahan makanan, transportasi dan pasar makanan lokal, serta memungkinkan koridor perdagangan terbuka.
"Pemerintah perlu membantu petani mengakses input seperti benih dan pupuk untuk membantu produksi pangan tahun depan," kata Husain
Tahun ini WFP diperkirakan mencari pendanaan setidaknya US$10 miliar untuk menjalankan programnya.