Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Selandia Baru Longgarkan Lockdown, Begini Cara Jacinda Ardern Lawan Corona

Selandia Baru siap memulai kembali aktivitas perekonomiannya yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19). Sepekan ke depan, negara ini akan melonggarkan sebagian batasan-batasan dalam lockdown nasional.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern/Reuters/Yiming Woo
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern/Reuters/Yiming Woo

Bisnis.com, JAKARTA – Selandia Baru siap memulai kembali aktivitas perekonomiannya yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19). Sepekan ke depan, negara ini akan melonggarkan sebagian batasan-batasan dalam lockdown nasional.

“Atas rekomendasi direktur jenderal kesehatan, yang meyakini saat ini tidak ada penularan dalam komunitas yang tidak terdeteksi luas di Selandia Baru, hari ini kami dapat mengambil pendekatan yang seimbang dalam transisi melalui tingkat siaga dan memulai kembali perekonomian kita,” tutur Perdana Menteri Jacinda Ardern di Wellington pada Senin (20/4/2020).

“Didukung oleh upaya 5 juta warga Selandia Baru untuk memutus rantai penularan, bersama-sama kita telah membantu menghentikan ledakan Covid-19 yang tidak terkendali di Selandia Baru,” sambungnya, seperti dilansir dari Bloomberg.

Mencabut beberapa ketentuan dalam lockdown akan memungkinkan sebagian ekonomi negara ini dapat memulai kembali aktivitasnya yang sempat lumpuh akibat Covid-19.

Selain itu, terang Ardern, jumlah warga Selandia Baru yang bekerja dapat berlipat ganda menjadi sekitar satu juta orang dari 500.000 orang yang saat ini ambil bagian dalam pekerjaan-pekerjaan penting.

Sementara itu, industri seperti konstruksi dan manufaktur dapat dilanjutkan kembali selama menyediakan tempat kerja yang aman.

Meski demikian, masih banyak bisnis yang akan terus beroperasi dengan operasi bekerja dari rumah (work from home). Bisnis di bidang keramahtamahan dan ritel juga harus memenuhi kriteria yang keras untuk dibuka kembali.

Ardern telah memberlakukan salah satu langkah lockdown terketat di dunia terhadap negerinya sejak 26 Maret 2020. Ia menegaskan bahwa tanpa langkah-langkah yang agresif, ribuan nyawa akan melayang.

Selandia Baru berencana menurunkan tingkat siaga IV menjadi III pada 27 April pukul 11:59 malam. Level baru tersebut kemungkinan akan dievaluasi kembali pada 11 Mei.

Di bawah tingkat siaga III, warga harus terus membatasi kontak dengan orang lain dan bekerja dari rumah jika bisa. Pusat-pusat pendidikan anak usia dini dan sekolah akan tersedia untuk anak-anak berusia 14 tahun ke bawah tetapi hanya jika diperlukan, dengan rekomendasi pembelajaran jarak jauh.

Bisnis yang hanya dapat diakses oleh staf mereka dan tanpa fungsi tatap muka langsung dengan pelanggan dapat dibuka. Ini artinya industri seperti manufaktur, konstruksi, dan kehutanan dapat dimulai kembali.

Perusahaan yang diakses oleh publik hanya dapat dibuka untuk pemesanan dan pengiriman tanpa kontak. Artinya, restoran dapat mengantarkan makanan takeaway atau melayani drive-thru. Namun, bar-bar akan tetap tutup.

Aktivitas rekreasi berisiko rendah seperti memancing dari pantai diperbolehkan dan perkumpulan massa akan diizinkan untuk acara pernikahan dan pemakaman dengan dihadiri 10 orang.

Sementara itu, perjalanan domestik tetap dibatasi, perbatasan ditutup untuk non-penduduk, dan setiap warga negara yang kembali dari negara lain akan tetap harus menjalani karantina selama 14 hari.

“Tingkat siaga III masih merupakan kondisi yang sangat ketat dan bagi banyak orang itu tidak akan terasa jauh berbeda dengan kondisi kita saat ini. Namun, langkah ini membuka lebih banyak bagian ekonomi, dan itu adalah perbedaan yang signifikan,” terang Ardern.

Selandia Baru telah melaporkan 1.440 kasus terkonfirmasi dan diduga Covid-19 sejak melaporkan kasus pertamanya pada 28 Februari. Angka kematian yang sejauh ini tercatat 12 korban jiwa adalah salah satu yang terendah di antara negara-negara maju.

Dari hari ke hari, jumlah kasus baru telah berkurang dan kini dilampaui oleh banyaknya laporan pemulihan kondisi pasien. Para pejabat kesehatan menguji lebih dari 3.300 orang per hari termasuk pemeriksaan acak untuk mengidentifikasi wabah baru dengan cepat.

Pengujian yang sangat efisien dan kemampuan untuk dengan cepat menemukan semua kontak dekat dari kasus yang terkonfirmasi dipandang sebagai prasyarat untuk mulai melonggarkan lockdown.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper