Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Ngoyo Ingin Cabut Lockdown Meski Negara Bagian Tak Siap

Presiden Amerika Serikat mendorong agar beberapa negara bagian menghentikan karantina wilayah masing-masing
Seorang perawat menghapus air matanya saat ia berdiri di luar NYU Langone Medical Center di 1st Avenue di Manhattan saat Polisi New York (NYPD) dan unit lainnya datang untuk menyemangati dan berterima kasih kepada tenaga kesehatan saat penyebaran Covid-19) mengganas di New York, AS, Kamis (16/4/2020)./Antara/Reuters
Seorang perawat menghapus air matanya saat ia berdiri di luar NYU Langone Medical Center di 1st Avenue di Manhattan saat Polisi New York (NYPD) dan unit lainnya datang untuk menyemangati dan berterima kasih kepada tenaga kesehatan saat penyebaran Covid-19) mengganas di New York, AS, Kamis (16/4/2020)./Antara/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA—Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta agar pelaksanaan karantina wilayah di beberapa negara bagian di Amerika Serikat dibuka namun meningkatkan pelaksanaan pembatasan sosial untuk menekan penyebaran Covid-19.

Dikutip dari Bloomberg, Minggu (19/4/2020) dini hari, Trump menyebut setidaknya 29 negara bagian bisa mulai melakukan kegiatannya masing-masing, termasuk Utah dan Montana. Adapun, dia menuturkan dalam cuitannya, negara bagian lain seperti Minnesota, Michigan dan Virginia harus membebaskan diri.

Kendati didorong untuk berkegiatan kembali, Gedung Putih pun merilis ketentuan untuk melakukan pemantauan kesehatan terkait penurunan penyakit dan penurunan kasus dari tes yang telah dilakukan dalam dua pekan terakhir. Selain itu, sistem kesehatan yang mumpuni dan kapasitas pemeriksaan yang cukup.

“Mereka akan mampu berkegiatan besok, iya karena mereka memenuhi ketentuan,” katanya.

Sementara itu, beberapa negara bagian yang disebut Trump justru tak mampu memenuhi kriteria tersebut. Sebagai contoh, Trump sebelumnya menyebut Hawai yang dianggap melepas status karantina wilayah.

Namun, Juru Bicara Gubernur Hawai, David Ige mengatakan bahwa negara kepulauan tersebut belum memenuhi ketentuan yang dirilis pemerintah pusat. Bahkan, Hawai mencatat kenaikan kasus dalam 14 hari terakhir.

Di sisi lain, data Departemen Kesehatan Hawai menunjukkan penurunan volume tes pada periode yang sama.

Hal yang sama dikemukakan Juru Bicara Gubernur Partai Republik Mark Gordon, Michael Pearlman. Dia menuturkan bahwa belum ada kesiapan untuk mencabut status karantina wilayah.

Sementara itu, di negara bagian Utah, terlihat penurunan kasus positif sejak 2 April yang sempat mencapai 200 kasus. Adapun, penurunan kasus positif disebabkan oleh tak berlanjutnya pelaksanaan tes.

Berbeda dengan tiga negara bagian yang mengaku belum siap mencabut status karantina wilayah, Gubernur Texas, Greg Abbott mengatakan pembatasan kegiatan akan dicabut pekan depan.

Idaho akan membuka bisnis sekunder termasuk toko bunga dan perhiasan. Langkah yang sama akan dilakukan Gubernur Dakota Utara, Doug Burgum yang telah menetapkan ketentuan untuk mencabut status karantina wilayah secara bertahap setelah 30 April.

Ahli kesehatan mempertanyakan bahwa ketentuan Gedung Putih untuk mencabut status karantina wilayah. Mereka menilai ketentuan tersebut terlalu mudah untuk dicapai. Kepala Penyakit Menular dan Epidemiologi Global Universitas California San Francisco, George Rutherford mengatakan satu negara bagian dengan 5.000 kasus positif per hari yang turun menjadi 4.0000 dan negara bagian lain dengan penurunan 20 kasus dari 100 kasus bisa saja memenuhi kriteria meskipun memiliki prevalensi berbeda.

Laman worldometers mencatat kasus positif Covid-19 di Amerika Serikat menyentuh 726.856 kasus dengan tambahan 17.121 kasus baru dalam sehari. Selain itu, kematian baru dalam sehari sebesar 1.046 sehingga total kematian akibat Covid-19 mencapai 38.200 kasus.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper