Bisnis.com, JAKARTA - India memberikan izin ekspor hydroxychloroquine sulfates ke Indonesia. Hal itu disampaikan Menlu Retno Marsudi saat memberikan keterangan kepada wartawan melalui video conference, Jumat (17/4/2020).
"Kami baru saja menerima laporan dari Dubes RI di New Delhi sebagai tindak lanjut pembicaraan saya dengan Menlu India, terkait permintaan import beberapa bahan baku obat, Dubes RI di New Delhi menyampaikan bahwa permintaan untuk impor hydroxychloroquine sulfate sudah disetujui India," ujar Menlu.
Apa yang dicapai Indonesia berbeda dengan apa yang dilakukan AS agar India mengizinkan impor bahan baku obat itu ke Negeri Paman Sam.
India baru mengizinkan impor hydroxychloroquine sulfates ke AS setelah Presiden Trump melakukan komunikasi langsung dengan PM India Narendra Modi.
Desakan dari Presiden AS Donald Trump membuat India luluh dan mengizinkan ekspor obat antimalaria tersebut.
Kementerian luar negeri India, oada Selasa (7/4/2020) menyampaikan bahwa negara itu akan mengizinkan sejumlah ekspor obat antimalaria hydroxychloroquine.
Hal itu disampaikan setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendesak New Delhi untuk melepaskan pasokan obat yang dianggap mungkin untuk pengobatan infeksi virus Corona baru (Covid -19) itu.
Pemerintah India sebelumnya telah menahan ekspor hydroxychloroquine (HCQ) serta obat penghilang rasa sakit, parasetamol, dengan alasan harus memenuhi kebutuhan internalnya.
Menlu Retno Marsudi mengucapkan terima kasih atas sikap baik India kepada Indonesia.
"Terima kasih banyak kepada PM Modi yang telah memberikan kerja sama dalam upoaya impor bahan baku obat," ujar Menlu Retno.
Dubes RI di India
Solidaritas dan sikap kooperatif India terhadap Indonesia tentu saja bukan hal yang tiba-tiba. Selain hubungan baik yang terjalin selama ini, Kedutaan Besar Republik Indonesia di India pun terus melakukan kontak di negeri itu untuk memastikan pasok sejumlah komoditas ke Indonesia.
Duta Besar RI untuk India Sidharto R. Suryodipuro kepada Bisnis.com, Selasa (24/3/2020) menyebutkan sejumlah kontak dilakukan demi memastikan di saat dibutuhkan sejumlah stok bisa terpenuhi.
"Covid ini kan menyebakan dampak disruptif, ketidakpastian, di semua sektor, kami di sini bekerja memastikan stok untuk Indonesia jika dibutuhkan tetap tersedia," ujar Dubes yang akrab dengan sapaan Pak Arto itu.
KBRI, ujarnya, selain memprioritaskan perlindungan dan keselamatan WNI di negeri itu, juga terus bekerja untuk memahami persis bagaimana rantai pasok bisa berjalan.
Untuk memastikan kebutuhan dalam negeri terpenuhi, KBRI juga mencari tahu berbagai kemungkinan jika terjadi sumbatan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.