Bisnis.com, JAKARTA - Roche Holding AG mengembangkan tes antibodi untuk virus Corona (Covid-19). Rencananya antibodi tersebut akan mulai dijual awal bulan depan.
Mengutip Bloomberg, Jumat (17/4/2020), kapasitas produksi pada Juni akan mencapai angka dua digit per bulan. "Kami bekerja 24 jam, tujuh hari seminggu,” kata Kepala Diagnostik Roche Thomas Schinecker.
Dia mengatakan bahwa pengujian antibodi sangat penting untuk membantu mengidentifikasi orang yang telah terinfeksi, bahkan tanpa sadar. Tes dapat dilakukan bersama dengan swab test.
Adapun saat ini lusinan perusahaan kecil dari Asia, Eropa dan Amerika Utara telah memperkenalkan tes antibodi, atau sedang dalam proses memvalidasi kit. Varian tes ini cukup beragam, mulai dari yang membutuhkan laboratorium hingga yang sangat kompak sehingga dapat dilakukan di rumah seperti tes kehamilan.
Namun keakuratan tes antibodi telah menjadi titik perhatian. Negara-negara termasuk Inggris, Spanyol dan Republik Ceko memesan sejumlah besar alat versi awal. Mereka kemudian menyampaikan bahwa alat-alat tersebut tidak dapat diandalkan untuk mendeteksi Covid-19.
Pasalnya alat-alat tersebut tidak dapat mendiagnosis orang-orang yang barus aja terinfeksi. Tubuh memerlukan waktu setidaknya satu pekan atau lebih untuk membangun sejumlah besar antibodi pasca infeksi.
Baca Juga
Selain itu kesalahan fatal juga ditemukan dari alat tersebut. Dalam sejumlah kasus, alat yang tidak cukup sensitif, dapat salah membaca kemunculan antibodi dari virus lain sebagai infeksi Covid-19.
Adapun pengecekan antibodi adalah satu strategi yang dilakukan pemerintah Indonesia sebagai deteksi Covid-19 secara masif. Pemerintah memilih cara ini karena dapat melakukan pengujian dalam jumlah banyak dan cepat dalam satu waktu.
Tes swab dengan metode polymerase chain reaction (PCR), membutuhkan rentang waktu yang cukup lama untuk mengetahui hasil. Tes ini juga memerlukan laboratorium dengan standar Biosafety Level 2 (BSL-2), bukan laboratorium biasa.