Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak lebih dari 5 juta warga Amerika mengajukan tunjangan pengangguran pekan lalu, menjadikan jumlah warga yang terdampak kusutnya perekonomian akibat pandemi virus corona (Covid-19) mencapai total 22 juta orang selama empat pekan beruntun.
Menurut data Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) yang dirilis Kamis (16/4/2020), klaim pengangguran awal mencapai 5,25 juta orang untuk pekan yang berakhir 11 April dari 6,62 juta orang pada pekan sebelumnya.
Selain lebih rendah dari pekan sebelumnya, capaian pada pekan yang berakhir pada 11 April juga lebih rendah dari estimasi median ekonom yang memperkirakan jumlah sebesar 5,5 juta dengan kisaran proyeksi hingga setinggi 8 juta.
Perlambatan laju ini terjadi pada pekan ke-4 pemberlakuan lockdown di Negeri Paman Sam. Tak hanya membendung penyebaran penyakit virus corona (Covid-19), langkah tersebut pada saat yang sama telah menghapus penciptaan lapangan kerja selama lebih dari 10 tahun.
Tercatat ada sebanyak 22 juta pengajuan klaim pengangguran selama empat pekan terakhir dibandingkan dengan penambahan sekitar 21,5 juta pekerjaan yang dimulai pada Juni 2009.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan akan segera mengumumkan pedoman untuk melonggarkan aturan tinggal di rumah (stay at home) yang selama ini diterapkan guna membendung penyebaran virus corona.
Baca Juga
"Perang [melawan virus Corona] berlanjut, tetapi data menunjukkan bahwa secara nasional, kita telah melewati puncak dalam hal kasus baru,” tutur Trump dalam suatu konferensi pers pada Rabu (15/4/2020), seperti dilansir dari Bloomberg.
“Perkembangan yang menggembirakan ini telah menempatkan kami pada posisi yang sangat kuat untuk menyelesaikan pedoman bagi negara-negara bagian tentang pembukaan kembali negara, yang akan kami umumkan - kami akan membahasnya besok [Kamis, 16/4/2020) waktu setempat],” sambungnya.
Praktik menjaga jarak sosial (social distancing) yang ketat tak hanya meredam penyebaran penyakit yang ditimbulkan virus tersebut tetapi juga memorakporandakan ekonomi, pilar utama dalam kampanye Trump untuk terpilih kembali sebagai presiden AS.