Bisnis.com, JAKARTA - Kantor Staf Presiden mengantisipasi ancaman stabilitas keamanan dan peningkatan kriminalitas. Hal ini seiring dengan menurunnya daya beli yang berbentuk pemutusan hubungan kerja akibat pandemi virus Corona (Covid-19).
“Isu keamanan termasuk hal yang KSP [Kantor Staf Presiden] pantau. Meningkatnya angka pengangguran, misalnya, perlu diantisipasi agar dampaknya tidak menimbulkan konflik sosial dan keamanan,” kata Plt. Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP) Jaleswari Pramodhawardani dalam rapat koordinasi terkait Potensi Gangguan Keamanan selama Penanganan Covid-19 dengan Badan Intelijen dan Keamanan Kepolisian Negara Republik Indonesia, di kantor KSP, Jakarta, Rabu (15/4/2020).
Pada kesempatan tersebut, Kabaintelkam Polri, diwakili oleh Direktur Keamanan Negara, Brigjen Pol. Umar Effendi membenarkan adanya risiko tindakan kriminal yang dapat mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat.
“Potensi aksi anarkis dan kriminalitas selalu ada, terutama dalam situasi seperti ini. Untuk itu, kami sudah berkoordinasi hingga level Polsek agar terus melakukan pengawasan dan pembinaan,” jelas Umar.
Pada rapat yang diselenggarakan secara virtual tersebut, Umar juga menegaskan bahwa pihak Kepolisian RI akan selalu berada di garda terdepan dalam menjamin keamanan masyarakat. Dia mengklaim kepolisian menggunakan pendekatan preventif dan persuasif dalam mewujudkan stabilitas keamanan dan ketertiban.
Selain itu kepolisan bersama TNI juga turut serta membantu pemerintah mengawal distribusi program jaringan pengaman sosial bagi masyarakat terdampak Covid-19.
Baca Juga
Menurut Umar, seluruh jajaran Polda di 34 provinsi bersama TNI sudah membuka dapur umum untuk masyarakat yang membutuhkan makanan. Polri juga sudah memberikan bantuan lebih dari 600.000 paket sembako kepada masyarakat.
Sementara itu, sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa angka pengangguran dan kemiskinan di Indonesia berpotensi naik tajam di tengah pandemi virus Corona (Covid-19). Dalam kondisi terburuk, akan ada tambahan 3,78 juta penduduk miskin dan 5,2 juta pengangguran.
Dia menjelaskan bahwa dalam skenario yang cukup berat saja, angka kemiskinan akan bertambah 1,1 juta orang. Pada kondisi yang serupa angka pengangguran akan bertambah 2,9 juta orang.
Seperti diketahui dunia, termasuk Indonesia telah terpapar pandemi Covid-19. Hal ini pun menyebabkan seluruh negara mengambil kebijakan untuk melakukan pembatasan sosial, mulai dari yang ringan hingga berat.