Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Pabrikan Alat Tes COVID-19 asal Prancis Meroket 1.600 Persen, Apa Sebabnya?

Perusahaan ini tercatat memiliki kapitalisasi pasar sebesar 197 juta euro atau senilai US$214 juta.
Seorang staf menaruh alat uji asam nukleat di pabrik Luoyang Ascend Biotechnology Co., Ltd di Luoyang, Provinsi Henan, China tengah, pada 4 Maret 2020./Xinhua-Li Jianan
Seorang staf menaruh alat uji asam nukleat di pabrik Luoyang Ascend Biotechnology Co., Ltd di Luoyang, Provinsi Henan, China tengah, pada 4 Maret 2020./Xinhua-Li Jianan

Bisnis.com, JAKARTA -- Saham perusahaan bioteknologi Novacyt SA melonjak lebih dari 1.600 persen secara tahunan setelah produk alat tes COVID-19 perusahaan itu memenuhi syarat pengadaan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World HealthOrganization/WHO).

Dilansir melalui Bloomberg pada Rabu (8/4/2020), saham perusahaan asal Prancis itu melonjak sebesar 22 persen di bursa Euronext Growth Paris setelah Novacyt mengatakan bahwa alat uji COVID-19 akan tersedia selama satu tahun ke depan jika sudah mendapatkan izin jual.

Perusahaan ini tercatat memiliki kapitalisasi pasar sebesar 197 juta euro atau senilai US$214 juta.

Saham Novacyt, yang juga terdaftar di AIM, Bursa Efek London untuk perusahaan kecil yang sedang berkembang, telah melonjak sejak akhir Januari setelah mengumumkan uji molekuler dari alat uji virusnya yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi hanya strain virus penyebab COVID-19 untuk mengurangi risiko kesalahan diagnosis.

"Tes lain kurang spesifik, sehingga rentan menimbulkan kesalahan diagnosis," kata perusahaan biotek itu.

Masalahnya, mendapatkan obat-obatan di pasaran adalah bisnis yang sangat rumit dan para ilmuwan telah memperingatkan agar tidak mendorong pengobatan instan.

Novacyt merupakan perusahaan kecil yang terus berkembang dan valuasinya berlipat ganda di tengah upaya mereka untuk mengatasi pandemi yang telah merenggut lebih dari 82.000 jiwa dan melumpuhkan sebagian besar ekonomi global.

Pada saat yang sama, Novacyt mengumumkan kolaborasi dengan AstraZeneca Plc dan GlaxoSmithKline Plc tentang fasilitas laboratorium baru di Universitas Cambridge, Inggris sebagai upaya pemerintah Inggris untuk meningkatkan jumlah tes virus corona.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper