Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintahan Perdana Menteri Shinzo Abe mengumumkan paket stimulus sebesar 108,2 triliun yen atau US$994 miliar untuk menopang ekonomi dari dampak virus corona. Jumlah stimulus itu setara dengan 20 persen pendapatan tahunan Jepang.
Bersamaan dengan pengumuman rencana stimulus, Abe juga mengumumkan penetapan status darurat pada ibu kota Tokyo dan enam prefektur di sekitarnya yakni Osaka, Kanagawa, Saitama, Chiba, Hyogo, dan Fukuoka.
Kebijakan ini memandatkan pemerintah daerah di tujuh prefektur tersebut untuk melarang orang keluar dari rumah. Sebanyak tujuh prefektur yang ditetapkan status darurat tersebut menyumbang hampir 50 persen dari PDB Jepang.
Jepang meningkatkan responsnya terhadap wabah di tengah meningkatnya seruan untuk langkah-langkah yang lebih agresif dalam pengendalian pandemi beserta konsekuensi ekonominya.
Jumlah infeksi telah melonjak dalam beberapa hari terakhir, meningkat menjadi sekitar 4.000 dari sekitar 400 kasus pada bulan lalu. Peningkatan itu memicu kekhawatiran Jepang akan mengalami krisis seperti yang mengguncang AS dan beberapa negara Eropa.
Beberapa analis melihat ekonomi menyusut hampir 20 persen pada kuartal ini dengan pasar ekspor lumpuh, Olimpiade musim panas ditunda dan kota-kota besar negara itu sekarang dikarantina.
Seperti paket-paket stimulus sebelumnya di Jepang, pengeluaran ini akan jauh lebih kecil dari angka yang disarankan. Menurut dokumen dari Kementerian Keuangan, setelah kontribusi dari bisnis swasta dan program pinjaman pemerintah dicabut, pengeluaran fiskal aktual berjumlah 27 triliun yen.
Sementara itu, untuk mendanai paket tersebut, Jepang telah menyusun anggaran ekstra 16,8 triliun yen untuk tahun fiskal ini, dengan 14,5 triliun yen akan diperoleh dari obligasi yang mencakup utang dan 2,3 triliun yen dari obligasi konstruksi.
Sebagian besar stimulus akan digunakan untuk menopang lapangan kerja dan bisnis. Stimulus menawarkan subsidi yang lebih besar untuk perusahaan yang memutuskan mempertahankan karyawannya. Perusahaan terdampak pandemi juga mendapat penundaan pembayaran pendapatan dan pajak daerah selama satu tahun.
Rencana tersebut juga termasuk alokasi 4 triliun yen untuk bantuan tunai kepada rumah tangga yang kesulitan dan 2,3 triliun yen lainnya untuk usaha kecil. Menteri Keuangan Taro Aso mengatakan batuan tunai yang cepat disalurkan menjadi sangat penting dalam situasi saat ini.
Setelah virus dapat dikendalikan, stimulus akan menuju fase kedua, yakni mendukung pemulihan ekonomi dengan langkah-langkah meningkatkan belanja konsumen dan pariwisata, serta subsidi untuk ekonomi regional.