Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hadapi Covid-19, Rouhani Minta Negara Sahabat Tekan AS Hapus Sanksi

Iran mengatakan sanksi AS sepihak telah secara serius menghambat perjuangannya melawan pandemi itu
Hassan Rouhani/Reuters-Lucas Jackson
Hassan Rouhani/Reuters-Lucas Jackson

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan negara-negara sahabat seharusnya memberikan tekanan pada Amerika Serikat (AS) untuk mencabut sanksi "kejam dan sepihak" terhadap Teheran pada saat ini ketika Republik Islam itu memerangi pandemi virus corona baru yang mematikan.

Dalam sebuah panggilan telepon dengan rekannya dari Prancis, Emmanuel Macron kemarin, Presiden Iran menekankan bahwa lebih sulit bagi Iran dibandingkan dengan negara-negara lain untuk memerangi virus corona ketika berada di bawah sanksi AS.

"Pemerintah AS tidak hanya melanggar peraturan internasional dengan menjatuhkan sanksi ilegal terhadap Iran, tetapi juga melanggar peraturan kesehatan yang diratifikasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia pada 2005 melalui langkah-langkahnya dalam situasi saat ini," kata Rouhani seperti dikutip PressTV.com, Selasa (7/4/2020).

Presiden Iran sekali lagi menyatakan kesiapan negaranya untuk kembali sepenuhnya mematuhi komitmen di bawah kesepakatan nuklir, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).

"Penghapusan sanksi dan pemenuhan komitmen Eropa adalah suatu keharusan, yang telah menjadi lebih signifikan pada situasi spesifik saat ini," kata Presiden Iran.

Amerika Serikat memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran pada Mei 2018 setelah secara sepihak meninggalkan perjanjian nuklir yang didukung PBB dengan Republik Islam dan lima negara besar lainnya. Kelima negara itu adalah Inggris, Prancis, Rusia, China plus Jerman.

Sejak itu, Washington telah menekan  negara-negara lain untuk mengikutinya dan meningkatkan tekanan terhadap Iran atau menghadapi hukuman.

Amerika Serikat telah menolak untuk mencabut sanksi terhadap Iran dan bahkan memperketatnya beberapa kali dalam beberapa pekan terakhir, sehingga hampir tidak mungkin bagi Republik Islam untuk mengakses obat-obatan yang menyelamatkan jiwa dan peralatan medis yang diperlukan dalam perang melawan pandemi Covid-19 yang mematikan.

Iran mengatakan sanksi AS sepihak telah secara serius menghambat perjuangannya melawan pandemi itu

Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Kianoush Jahanpour melaporkan 2.274 infeksi baru dan 136 kematian lainnya akibat virus selama 24 jam terakhir.

Aljazeera.com melaporkan secara total, 60.500 orang Iran telah dites positif Covid-19, sementara 3.739 meninggal dunia. Jahanpour menambahkan bahwa 24.236 pasien telah sepenuhnya pulih sejauh ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper