Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Larang Perusahaan PHK Karyawan, Komisi Eropa Janjikan Stimulus Terpadu

Komisi Eopa bakal memberikan stimulus kepada negara anggota agar tak melakukan PHK. Langkah ini, menurut mereka penting dilakukan, terlebih kala wabah Corona mereda nanti.
Suasana pabrik kapal Damen di Gorinchem, Belanda. Perusahaan menyelesaikan pesanan 160 kapal setiap tahun dengan kontributor pendapatan terbesar berasal dari Eropa yakni 32 persen dan Asia Pasifik 28 persen./ Bisnis - Duwi Setiya Ariyanti
Suasana pabrik kapal Damen di Gorinchem, Belanda. Perusahaan menyelesaikan pesanan 160 kapal setiap tahun dengan kontributor pendapatan terbesar berasal dari Eropa yakni 32 persen dan Asia Pasifik 28 persen./ Bisnis - Duwi Setiya Ariyanti

Bisnis.com, JAKARTA - Negara-negara kawasan Euro tengah menggodok langkah terpadu sebagai respon dampak ekonomi akibat pandemi virus Corona (Covid-19). Presiden Komisi Eropa, Ursula Von der Leyen, menjanjikan pekan ini pihaknya akan mengumumkan instrumen baru untuk mendukung perusahaan agar tidak mengurangi jumlah karyawannya.

"Minggu ini European Comission akan menawarkan instrumen baru untuk mendukung short time work, yang akan membantu negara-negara yang paling terpukul dan dijamin oleh semua negara anggota. Ini adalah aksi solidaritas UE," kata Von der Leyen dalam video unggahan di akun twitternya, dikutip Kamis (2/4/2020).

Dengan adanya dukungan dari Komisi Eropa itu, lanjutnya, perusahaan diimbau untuk tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawannya. Von der Leyen mengakui bahwa masa krisis ini tidak mudah untuk dilewati.

Namun, langkah untuk tidak melakukan PHK besar-besaran ini penting bagi perusahaan agar ekonomi terjaga. Selain itu, hal ini juga akan memastikan perusahaan cepat bangkit ketika kebijakan lockdown di banyak negara dihentikan, sehingga permintaan meningkat dan ekonomi kembali bergulir.

"Jika perusahaan tidak beroperasi karena guncangan temporer Corona, perusahaan seharusnya tetap mempekerjakan karyawannya walaupun hanya ada sedikit pekerjaan," ujarnya.

Von der Leyen menggarisbawahi Italia dan Spanyol sebagai dua negara yang paling terpukul di Eropa selama masa pandemi ini. Namun demikian, instrumen ini nantinya akan tersedia bagi seluruh negara anggota.

Dia menegaskan bahwa UE sudah pernah melakukan upaya serupa saat krisis keuangan menerpa dunia pada 2008-2009. Dengan adanya pengalaman itu, dia optimistis negara-negara kawasan euro dapat melalui krisis ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Andya Dhyaksa
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper