Bisnis.com, JAKARTA - Negara-negara kawasan Euro tengah menggodok langkah terpadu sebagai respon dampak ekonomi akibat pandemi virus Corona (Covid-19). Presiden Komisi Eropa, Ursula Von der Leyen, menjanjikan pekan ini pihaknya akan mengumumkan instrumen baru untuk mendukung perusahaan agar tidak mengurangi jumlah karyawannya.
"Minggu ini European Comission akan menawarkan instrumen baru untuk mendukung short time work, yang akan membantu negara-negara yang paling terpukul dan dijamin oleh semua negara anggota. Ini adalah aksi solidaritas UE," kata Von der Leyen dalam video unggahan di akun twitternya, dikutip Kamis (2/4/2020).
Dengan adanya dukungan dari Komisi Eropa itu, lanjutnya, perusahaan diimbau untuk tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawannya. Von der Leyen mengakui bahwa masa krisis ini tidak mudah untuk dilewati.
Namun, langkah untuk tidak melakukan PHK besar-besaran ini penting bagi perusahaan agar ekonomi terjaga. Selain itu, hal ini juga akan memastikan perusahaan cepat bangkit ketika kebijakan lockdown di banyak negara dihentikan, sehingga permintaan meningkat dan ekonomi kembali bergulir.
"Jika perusahaan tidak beroperasi karena guncangan temporer Corona, perusahaan seharusnya tetap mempekerjakan karyawannya walaupun hanya ada sedikit pekerjaan," ujarnya.
Von der Leyen menggarisbawahi Italia dan Spanyol sebagai dua negara yang paling terpukul di Eropa selama masa pandemi ini. Namun demikian, instrumen ini nantinya akan tersedia bagi seluruh negara anggota.
Baca Juga
Dia menegaskan bahwa UE sudah pernah melakukan upaya serupa saat krisis keuangan menerpa dunia pada 2008-2009. Dengan adanya pengalaman itu, dia optimistis negara-negara kawasan euro dapat melalui krisis ini.