Bisnis.com, JAKARTA - Santo Purnama, salah satu pendiri startup biotek yang berbasis di Singapura, Sensing Self, telah mengembangkan alat tes mandiri cepat untuk COVID-19, untuk orang-orang yang ingin menguji diri mereka sendiri dengan nyaman di rumah mereka.
Produk tersebut telah memperoleh lisensi dari Eropa (dengan sertifikasi CE), India (disetujui oleh Institut Nasional Virologi dan Dewan Penelitian Medis India), dan AS (melalui Administrasi Makanan dan Obat-obatan). Demikian dikutip dari e27.co, platform media Tech terbesar di Asia
Kit ini menggunakan analisis enzim untuk menawarkan hasil dalam waktu sekitar 10 menit, alih-alih menggunakan tes swab lubang hidung, yang membutuhkan waktu hingga satu jam.
Menurut Purnama, produk dibanderol dengan harga murah US$ 10 per unit ini karena ia menganggap ini sebagai misi sosial untuk membantu menyelamatkan lebih banyak nyawa.
Sesuai pernyataan perusahaan, pemerintah India telah memesan jutaan alat uji, sementara Eropa dan AS telah mengesahkannya. Kit saat ini tersedia di 14 negara, termasuk Italia, Spanyol, Jerman, Inggris, Republik Ceko, Swiss, Korea Selatan, Cina, Lebanon, Jepang, India, Belanda, UEA, dan Amerika Selatan.
Purnama juga menyatakan bahwa dia belum mendapatkan persetujuan Indonesia untuk mengujicobakan alat tersebut di Indonesia.
“Kami telah mengirimkan alat uji Sensing Self untuk membantu lembaga penelitian terkenal, seperti Mayo Clinic, University of California San Francisco, dan Chan Zuckerberg Biohub. Kami selalu menjaga kualitas setiap unit, serta keakuratannya, karena kami memahami bahwa ini adalah alat medis yang sangat terkait dengan kesehatan seseorang. Deteksi dini virus COVID-19 dapat membuat perbedaan antara hidup dan mati, ”katanya.
Saat ini, Purnama dan timnya sedang mengembangkan tes yang dapat mendeteksi infeksi COVID-19 segera setelah seseorang terpapar virus. Tim Sensing Self berencana untuk meluncurkan produk ini segera.
“Perang melawan COVID-19 adalah perang melawan waktu. Kita harus mengurangi tingkat pertumbuhan pandemi ini dengan melakukan tes seluas mungkin. Karena itu, kami berharap pemerintah Indonesia dapat mengotorisasi inisiatif kami untuk membawa alat tes independen ini ke Indonesia, ”tambah Purnama.
“Jika setiap orang memiliki akses ke alat tes mandiri, kita dapat meminimalkan risiko infeksi ketika pasien perlu datang ke rumah sakit untuk menjalani tes. Pada saat yang sama, kita dapat meringankan beban tenaga medis yang sudah sangat kewalahan, ”lanjutnya.
Kit saat ini didistribusikan melalui rumah sakit, klinik, atau tempat pengujian yang dikelola pemerintah. Ini juga tersedia di beberapa pengecer regional. Per karyawan Sensing Self, penyedia layanan kesehatan di berbagai negara telah menyediakan kit untuk orang-orang mereka dengan tarif subsidi.