Bisnis.com, JAKARTA - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan solidaritas antarnegara dalam memperkuat sistem layanan kesehatan melawan virus corona atau Covid-19.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyerukan kepada negara-negara untuk menguatkan solidaritas, khususnya kepada negara-negara maju, agar membantu negara berkembang dan berpenghasilan rendah. Bantuan itu dibutuhkan untuk menguatkan sistem layanan kesehatannya.
"Krisis kemanusiaan ini membutuhkan aksi penanggulangan yang terkoordinasi, tepat sasaran, inklusif (merangkul semua kalangan, red), dan inovatif dari negara-negara dengan perekonomian yang unggul demi membantu negara-negara miskin dan kelompok rentan," kata Guterres dalam pidatonya, Selasa, sebagaimana dipantau, Rabu (1/4/2020).
Salah satu langkah yang telah dijalankan PBB, ia menyebutkan, membuat Dana Penanggulangan dan Pemulihan Covid-19 (Covid-19 Response and Recovery Fund) yang ditujukan untuk membantu negara berpendapatan rendah dan menengah.
"Koordinator PBB di masing-masing negara akan menjadi penanggung jawab penggunaan dana itu di lapangan demi memastikan aset tersebut digunakan dengan efektif dan efisien untuk menanggulangi pandemi Covid-19," ujar dia.
PBB juga memperkirakan 25 juta lapangan kerja di seluruh dunia berhenti sementara di tengah merebaknya pandemi virus corona. Hal itu terungkap dalam laporan dari Organisasi Buruh Internasional (ILO) sebagaimana dirangkum dalam laporan terbaru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Laporan berjudul Shared responsibility: responding to socio-economic impact of COVID-19 itu diluncurkan oleh Guterres, Selasa (31/3/2020) waktu setempat.
We must respond decisively – with shared responsibility & global solidarity - to stop the spread of #COVID19 and the devastation it is causing everywhere.
— António Guterres (@antonioguterres) March 31, 2020
Here are the three steps to tackle the crisis and recover better: https://t.co/QzsJt5K9HI pic.twitter.com/pfbbbT0WIF
Virus corona mewabah pertama kali di Kota Wuhan pada akhir tahun lalu dan sampai saat ini penyakit itu telah menjangkit warga di lebih dari 200 negara dan wilayah.
Menurut catatan Worldometers, laman penyedia data statistik independen, per Rabu (1/4), jumlah pasien positif virus corona di dunia mencapai 858.892 jiwa dan 42.158 di antaranya meninggal dunia, sementara pasien sembuh ada 178.100 orang.
Amerika Serikat jadi negara dengan pasien virus corona terbanyak yang jumlahnya mencapai 188.578 jiwa, disusul oleh Italia 105.792 jiwa, Spanyol 95.932, China 81.518, Jerman 71.808, Prancis 52.128, Iran 44.605, Inggris 25.150, Swiss 16.605, Turki 13.531, Belgia 12.775, Belanda 12.595, Austria 10.180, dan Korea Selatan 9.887.