Bisnis.com, JAKARTA - Sekjen PBB, Antonio Guterres mengatakan bahwa dunia menghadapi krisis yang paling menantang sejak Perang Dunia II setelah angka kematian akibat virus corona SARS-CoV-2 mencapai lebih dari 40.000 orang di seluruh dunia.
Menurutnya, pandemi Covid-19 yang mengancam orang-orang di setiap negara kali ini akan mengakibatkan resesi "yang mungkin tidak memiliki persamaan di masa lalu."
“Ada juga risiko bahwa kombinasi penyakit dan dampak ekonominya akan berkontribusi pada "peningkatan ketidakstabilan, kerusuhan, dan konflik," ujar Guterres seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Rabu (1/4/2020).
Pernyataan itu disampaikannya pada acara peluncuran laporan tentang dampak sosial ekonomi Covid-19.
Sementara itu, angka kematian di Amerika Serikat akiba wabah virus corona baru SARS-CoV-2 telah melampaui penghitungan resmi di China. Negara itu kini mencatat lebih dari 3.400 angka kematian, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins seperti dikutip Aljazeera.com.
Dengan data itu berarti AS sekarang memiliki angka kematian tertinggi ketiga setelah Italia dan Spanyol. Sedangkan, untuk jumlah kasus Covid-19 terbanyak di dunia juga disandang negara itu dengan lebih dari 175.000 kasus.
Baca Juga
Karena itu, AS sekarang sedang mempertimbangkan pembatasan lebih lanjut dari pergerakan orang untuk mengekang penyebaran virus mematikan itu.
Sementara itu, Spanyol, Inggris dan Prancis masing-masing melaporkan lompatan kematian sehari terakhir terbesar sejak awal pandemi.
Di seluruh dunia, lebih dari 820.000 orang telah dipastikan memiliki virus SARS-CoV-2 dan setidaknya 174.000 telah pulih. Adapun lebih dari 40.000 orang tewas.