Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kerumunan Orang di El Salvador “Abaikan” Corona

Negara di Amerika Tengah yang berpenduduk 7 juta orang ini memberlakukan karantina nasional selama 30 hari sejak 21 Maret untuk memerangi pandemi virus corona.
Ilustrasi Virus Corona (Covid-19)
Ilustrasi Virus Corona (Covid-19)

Bisnis.com, BOGOTA — Polisi di El Salvador pada Senin (30/3/2020) menggunakan semprotan merica untuk membubarkan kerumunan orang yang mencari subsidi pemerintah di tengah pandemi virus corona, yang memicu kritik tentang cara bantuan keuangan itu didistribusikan.

Dalam antrean panjang yang membentang di jalan-jalan, ribuan orang berdiri berdekatan satu sama lain di Ibu Kota San Salvador, menentang perintah pemerintah untuk tinggal di rumah untuk membantu menghentikan penyebaran virus.

Pemerintah Presiden Nayib Bukele, seperti dikutip dari Reuters, telah berjanji untuk memberi US$300 per kepala keluarga kepada sekitar 1,5 juta rumah tangga yang bekerja di ekonomi informal seperti asisten rumah dan pedagang kaki lima yang tidak memiliki jaring pengaman keuangan.

Negara di Amerika Tengah yang berpenduduk 7 juta orang ini memberlakukan karantina nasional selama 30 hari sejak 21 Maret untuk memerangi pandemi virus corona.

Pekerja yang mengandalkan penghasilan hariannya untuk membeli makanan dan membayar sewa mengatakan bahwa mereka tidak mempunyai pilihan jika harus tinggal di rumah.

"Kami tidak punya apa-apa untuk dimakan," kata Maria del Carmen Zepeda, seorang penjual yang berdiri dengan kerumunan orang di luar kantor pemerintah yang berharap mendapatkan bantuan.

"Saya tidak punya telepon. Saya tidak punya apa-apa," katanya kepada media setempat dengan mata berkaca-kaca.

Ada 30 kasus virus corona yang dikonfirmasi di El Salvador, menurut data pemerintah.

Pemerintah segera mengambil tindakan dengan perintah tinggal di rumah dan penutupan perbatasan darat dan bandara.

Namun, para kritikus bersuara di media sosial bahwa pembagian subsidi telah menyebabkan kekacauan dan kebingungan, terutama di antara orang-orang yang tidak memiliki rekening bank atau telepon.

Mauricio Funes, lawan pemerintah dan mantan presiden negara itu, mengatakan bahwa inisiatif untuk memberi bantuan telah "diubah" yang membuat jarak sosial menjadi tidak mungkin diterapkan.

"Karantina rumah adalah untuk mencegah penularan di sejumlah orang di tempat kerja mereka. Hari ini ternyata orang-orang harus berdesakan bersama untuk mengklaim voucer yang ditawarkan," kata Funes melalui cuitannya.

Sebagai tanggapan, pemerintah menutup kantor yang menangani subsidi dan mendesak orang untuk pulang dan menelepon hotline gratis atau situs resmi untuk mendapatkan informasi.

"Kami sedang belajar tentang cara menangani #COVID19," tulis cuitan dari akun kantor presiden.

Presiden menambahkan dalam cuitan terpisah: "Kerumunan adalah risiko penularan untuk Anda, hidup Anda dan keluarga Anda."


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Zufrizal
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper