Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

UI dan IPB Temukan Kandidat Obat Virus Corona dari Jambu Biji dan Madu

Dari hasil penelitian terhadap aktivitas ratusan protein dan ribuan senyawa herbal berkaitan dengan mekanisme kerja Covid-19, dihasilkan beberapa golongan senyawa yang berpotensi mencegah dan menghambat Covid-19
Madu/Istimewa
Madu/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan peneliti dari Fakultas Kedokteran UI, Fakultas Farmasi UI, Departemen Ilmu Komputer IPB, dan Pusat Studi Biofarmaka Tropika IPB dalam bidang bioinformatika yang tergabung dalam Konsorsium Covid-19 berhasil menemukan bahan herbal sebagai kandidat potensial untuk antivirus bagi Covid-19 melalui analisis big data dan machine learning serta metode pemodelan molekuler.

Kepala Pusat Studi Biofarmaka Tropika LPPM IPB, Irmanida Batubara, mengatakan dari hasil penelitian terhadap aktivitas ratusan protein dan ribuan senyawa herbal berkaitan dengan mekanisme kerja Covid-19, dihasilkan beberapa golongan senyawa yang berpotensi mencegah dan menghambat Covid-19, antara lain hesperidin, rhamnetin, kaempferol, kuersetin dan myricetin yang terkandung dalam jambu biji (daging buah merah muda), daun kelor, madu dan kulit jeruk

“Senyawa itu juga dapat menghambat ikatan protein virus ke reseptor manusia,” kata Irmanida dalam video konferensi virtual kepada awak media, Jakarta, pada Kamis (26/3/2020).

Ia menuturkan senyawa yang potensial sebagai anti-Covid-19 itu juga terdapat pada bagian daun dan kulit batang jambu biji.

Selanjutnya, ia mengatakan, Tim periset dari FK UI, Farmasi UI, Departemen Ilmu Komputer IPB, dan Pusat Studi Biofarmaka Tropika IPB akan melakukan uji klinis terkait efek konsumsi jus jambu biji dengan dikombinasikan dengan madu.

“Akan dilakukan penelitan terkait efek esktrak dari daun jambu biji sebagai suplemen pada pasien Covid-19,”ujarnya.

Kolaborasi riset dengan salah satu industri farmasi sedang dilakukan untuk menjadikan olahan farmasi dari jambu biji dapat segera diberikan bagi masyarakat maupun pasien Covid-19.

Konsorsium

Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) membentuk Konsorsium Covid-19 yang terdiri dari sejumlah lembaga Litbangjirap, perguruan tinggi, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan serta para peneliti diaspora Indonesia di luar negeri untuk bersinergi menghasilkan kajian dan inovasi ihwal percepatan penanganan penyebaran Covid-19.

“Konsorsium ini sedang bekerja keras untuk membantu mencegah, mendeteksi, dan merespon secara cepat penyakit Covid-19 di antaranya dengan menemukan alat deteksi atau diagnosis, suplemen, obat, dan vaksin untuk pasien Covid-19,” jelas Menristek/Kepala BRIN Bambang PS Brodjonegoro.

Bambang menjelaskan kegiatan konsorsium ini didukung oleh Kemenristek/BRIN melalui skema realokasi anggaran belanja rutin perjalanan dinas. Pada tahapan pertama, Bambang menuturkan Kemenristek/BRIN telah mengucurkan dana sebesar 20 miliar.

“Anggaran itu diperuntukkan bagi penelitian rapid test, jambu biji, obat, alat pelindung diri dan vaksin, di samping kajian epidemologi,”ujarnya.

Kendati demikian, ia menuturkan, untuk kebutuhan lain seperti hand sanitizer dan sterilization chamber (tenda sterilisasi) bakal ditambahkan beberapa anggaran yang akan direalokasi sesuai dengan kebutuhan.

“Ada target jangka pendek, menengah dan panjang yang harus dicapai,”ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper