Bisnis.com, JAKARTA - Langkah India yang melarang masuknya warga negara asing (WNA) diperkirakan membebani ekonominya sekaligus berpotensi memangkas masuknya devisa.
Berdasarkan data World Travel and Tourism Council, industri perjalanan dan pariwisata berkontribusi hingga 9,2 persen terhadap produk domestik bruto pada 2018. Industri ini juga berkontribusi terhadap 8,1 persen penciptaan lapangan kerja di India.
Laporan yang dirilis Citibank menyebut jumlah wisatawan mancanegara pada Januari secara tahunan sebanyak 10,9 juta. Angka itu belum termasuk penduduk nonresiden, jika angkanya dimasukkan maka jumlahnya bisa mencapai 18 juta.
“Penurunan 50 persen dari aktivitas perjalanan dan pariwisata berpeluang memangkas 40-50 basis poin dari pertumbuhan produk domestik bruto sepanjang 3 bulan,” kata Kepala Ekonom Citi Samiran Chakraborty, dikutip dari Bloomberg, Jumat (13/3/2020).
Pada Rabu (11/3/2020), India menangguhkan sebagian besar aplikasi visa untuk mencegah penyebaran virus corona. Keputusan tersebut diambil tak lama setelah World Health Organization mengumumkan bahwa penyebaran virus corona menjadi sebuah pandemi.
Pemerintah menyatakan visa yang sudah terproses, dengan beberapa pengecualin, akan ditangguhkan sampai 15 April 2020.
Baca Juga
Ekonomi India bergantung terhadap konsumsi domestik, tetapi kontribusi industri perjalanan dan pariwisata terus menunjukkan kenaikan beberapa tahun belakangan.
Laporan Citibank menyebut jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke India selama Maret-April 2019 mencapai 1,7 juta. Tak hanya itu, mereka juga menghabiskan hingga US$4,8 miliar atau 16 persen dari pengeluaran total mancanegara pada 2019.
Jika memasukkan variabel residen non-India dalam kunjungan wisatawan asing, maka Citibank memperkirakan India setidaknya akan kehilangan devisa lebih dari US$8 miliar akibat penangguhan visa ini.