Bisnis.com, JAKARTA – Kepala sekte agama yang menjadi pusat penyebaran virus corona di Korea Selatan telah meminta maaf kepada seluruh warga atas penyebaran penyakit tersebut.
Lee Man-hee, pemimpin gereja Shincheonji terlihat berlutut dan membungkukkan badan dalam sebuah konferensi pers.
Sekitar 60 persen dari 4.000 kasus yang dikonfirmasi di Negeri Gingseng itu merupakan anggota dari sekte Shincheonji. Untuk itu, Lee telah diselidiki oleh jaksa penuntut atas kemungkinan tuduhan kelalaian.
“Meskipun tidak disengaja, banyak orang telah terinfeksi. Kami melakukan upaya terbaik kami, tetapi tidak dapat mencegah semuanya,” katanya seperti dikutip BBC, Selasa (3/3).
Dari kasus yang dikonfirmasi di Korea Selatan, seitar 75 persen di antaranya berasal dari kota Daegu dan 73 persen dari mereka telah dikaitkan dengan gereja Shincheonji.
Atas penyebaran kasus ini, walikota Seoul yang merupakan ibukota dari negara tersebut mendesak 10 juta penduduknya untuk bekerja dari rumah dan menghindari tempat-tempat keramaian guna meminimalisir penyebaran virus corona.
Sebagai informasi, sejak kasus virus corona mencuat di Korea Selatan, gereja Shincheonji menjadi pembicaraan hangat di kalangan publik. Pasalnya, anggota kelompok tersebut diyakini telah saling menularkan virus. Terlebih, kelompok itu dituding merahasiakan nama-nama anggotanya sehingga menghambat proses pelacakan virus.
Namun, juru bicara geraja Kim Shin-chang mengatakan kepada BBC bahwa mereka telah menyerahkan daftar anggota, siswa, dan bangunan yang berada di bawah naungan kepada pihak berwenang, “Kami khawatir melepaskan informasi ini karena keamanan anggota,” katanya.
Menurutnya, gereja Chincheonji dicap banyak orang sebagai salah satu sekte kultus dalam komunitas Kristen di Korea Selatan, yang mengakibatkan kelompoknya seringkali menerima diskriminasi, kritik, hingga penganiayaan.