Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bekukan Gaji hingga Tidak Bagi Bonus, Ada Apa dengan Temasek?

Temasek memutuskan kebijakan efisiensi, mulai dari pembekuan gaji hingga pemangkasan bonus tahunan karyawannya di tengah wabah virus mematikan yang juga berdampak pada perusahaan.
Seorang eksekutif Temasek bersiap naik ke panggung dalam Temasek Review, sebuah acara tahunan yang diselenggarakan perusahaan asal Singapura itu, pada 2016./Reuters-Edgar Su
Seorang eksekutif Temasek bersiap naik ke panggung dalam Temasek Review, sebuah acara tahunan yang diselenggarakan perusahaan asal Singapura itu, pada 2016./Reuters-Edgar Su

Bisnis.com, JAKARTA - Temasek Holdings Pte, BUMN Singapura, memutuskan untuk menerapkan kebijakan pembekuan gaji akibat merebaknya virus corona.

Tidak hanya itu, perusahaan meminta karyawan senior untuk secara sukarela menurunkan gajinya hingga 5 persen, serta memangkas bonus tahunannya dan menunda semua kenaikan jabatan atau promosi. Dengan efisiensi ini, Temasek akan mendonasikan dana tersebut kepada sejumlah program inisiatif dan komunitas yang membutuhkan bantuan.

Dikutip dari Bloomberg, Temasek telah mengkonfirmasi hal tersebut dan menolak memberikan tanggapan lebih detail.  Ini bukan kali pertama bagi perusahaan menerapkan pembekuan gaji. Perusahaan telah menjalankan hal serupa saat wabah SARS merebak pada 2003 dan ketika krisis keuangan global pada 2008.

Seperti diketahui, Temasek banyak berinvestasi di China. Adapun, kepemilikan asetnya mencapai 26 persen per Maret 2019. Alhasil, wabah virus corona atau Covid-19 berdampak pada portofolio perusahaan, yang mencakup miliaran dolar saham di Alibaba Group Holding Ltd. dan Industrial & Commercial Bank of China Ltd.

Temasek sendiri fokus berinvestasi pada perusahaan atau aset yang mengikuti tren struktural, seperti bidang jasa, transportasi dan konsumsi. Selama merebaknya wabah virus corona, sektor-sektor tersebut ikut tertekan karena pemerintah membatasi pergerakan orang dan barang. Temasek akan menyampaikan laporan keuangan tahun 2019 pada akhir Maret 2020. 

Singapura yang terdampak virus corona telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi ke kisaran -0,5 persen hingga 1,5 persen akibat dua sektor pendukung terdampak, yakni pariwisata dan perdagangan. Pemerintah negara kota tersebut juga telah memperlebar defisit fiskal ke tingkat tertinggi sejak 1997 dan memutuskan mengeluarkan dana hingga Sin$6,4 miliar untuk menopang perekonomian dari dampak virus corona


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper