Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri China Li Keqiang mengatakan kepada pemerintah daerah untuk memastikan para petani tidak melewatkan musim tanam selama waktu kritis pengendalian virus corona (Covid-19).
Pejabat pemerintah khawatir bahwa epidemi dapat menyebar ke perdesaan, di mana fasilitas medis kurang berkembang daripada perkotaan. Wabah yang dimulai di Kota Wuhan telah menyebabkan lebih dari 2.000 kematian di negara ini.
"Jika kami melewatkan musim tanam, kami tidak akan dapat menebusnya, yang akan berdampak pada pondasi ekonomi dan stabilitas sosial sepanjang tahun. Kami memegang periuk nasi untuk 1,4 miliar orang di tangan kami sendiri," kata Li, dilansir Bloomberg, Kamis (20/2/2020).
Penanaman di beberapa daerah selatan harus dimulai pada akhir Februari sementara sebagian besar kegiatan dimulai pada Maret mendatang.
Perbedaan dalam kepadatan populasi antara perdesaan dan perkotaan membutuhkan langkah-langkah terpisah untuk mengendalikan epidemi.
China akan menstabilkan atau sedikit menaikkan harga pembelian beras pemerintah pada 2020, dan mendorong petani untuk menanam tanaman yang dapat dipanen lebih dari sekali dalam setahun.
Dalam langkah-langkah lain, pemerintah akan meningkatkan stok daging beku. Subsidi pinjaman akan diperluas ke peternakan dengan lebih dari 500 babi, sepersepuluh dari ambang sebelumnya.
Wabah demam babi Afrika telah memangkas persediaan ternak dan daging babi di negara itu, mendorong negara konsumen daging babi utama dunia itu untuk mengimpor dalam jumlah yang mencapai rekor pada tahun lalu.