Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DPR: Revitalisasi Taman Ismail Marzuki Cacat Prosedural

Pemerintah daerah diminat menangguhkan sementara proyek revitalisasi tersebut dan diminta untuk terlebih dulu berkomunikasi dengan para seniman dan budayawan di lingkungan TIM sebelum melanjutkan pengerjaan.
Pengunjung beraktivitas di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada Rabu (3/4/2019). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana merevitalisasi TIM mulai Juni 2019. Proyek tersebut menelan biaya Rp1,8 triliun./Bisnis-Triawanda Tirta
Pengunjung beraktivitas di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada Rabu (3/4/2019). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana merevitalisasi TIM mulai Juni 2019. Proyek tersebut menelan biaya Rp1,8 triliun./Bisnis-Triawanda Tirta

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengatakan revitalisasi Taman Ismail Marzuki cacat prosedural.

Pemerintah Provinsi DKI pun diminta mengklarifikasi persoalan tersebut.

Usai menggelar Rapat Dengar Pendapat dengan Forum Seniman Peduli Taman Iskandar Muda (TIM), Komisi X memutuskan untuk mendukung dilakukannya moratorium atau penangguhan proyek tersebut.

"Kami melihat ada cacat prosedural dalam revatalisasi ini. Ada beberapa regulasi yang tidak terpenuhi, seperti yang disampaikan oleh teman-teman dari Forum Seniman peduli TIM," katanya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (17/2/2020).

Dia meminta pemerintah daerah menangguhkan sementara proyek revitalisasi tersebut meski tak menjelaskan cacat prosedural yang dimaksud. Pemprov diminta untuk terlebih dulu berkomunikasi dengan para seniman dan budayawan di lingkungan TIM sebelum melanjutkan pengerjaan.

"Sampai ada kejelasan terkait dengan prosedur dan terkait dengan adanya kompromi terhadap pelaku yang selama ini ada di sana, yaitu seniman," ujarnya.

Dalam simpulan DRP itu, Komisi X juga telah menetapkan bahwa dalam waktu dekat, dewan akan mengundang Anies Baswedan, DPDD DKI Jakarta serta PT Jakpro.

DPR rencananya akan meminta penjelasan langsung dari Anies serta pemegang proyek. Upaya ini untuk mengatahui lebih jelas komentar dari kedua pihak, baik seniman maupun pemerintah daerah.

"Secara pribadi, saya tidak setuju ketika Pemda manapun ingin menjadi bagian dari melakukan kemajuan kebudayaan, membangun pusat sentral kebudayaan dengan cara [mencairkan] APBD diberikan [kepada] BUMD [Jakpro] dan sifatnya komersial," terangnya.

Usulan revitalisasi menjadi tuntutan utama Forum Seniman Peduli TIM. Juru Bicara forum tersebut, Noorca M Massardi, mengatakan seharusnya seniman diajak bicara terlebih dulu sebelum memulai revitalisasi.

“Kami bukan tidak setuju revitalisasi atau apapun namanya. (Namun) pembangunan gedungnya bagus, untuk apa, untuk siapa, apa gunanya. Kami perlu tahu apa yang akan mereka lakukan. Dialog inilah yang kami butuhkan. Tapi selama ini kan kelihatan [Pemprov DKI] buta, tuli, dan bisu,” ujarnya.

Mantan Ketua Dewan Kesenian Jakarta itu menyebut selama ini pihaknya tidak pernah diajak berkomunikasi secara langsung. Dia juga mempertanyakan lima nama perwakilan seniman yang ditujuk Pemprov sebelum revitalisasi dimulai.

Akan tetapi tidak dijelaskan, mewakili instansi apa dan alasan di balik penunjukannya. Meski mengakui mengenal nama-nama itu, Noorca menyebut mereka dan Pemprov tak berkonsultasi dengan lembaga kesenian di DKI.

“Tidak melalui konsultasi Akademi Jakarta, Dewan Kesenian Jakarta, dan sebagainya,” terangnya.

Para seniman meminta moratorium tersebut untuk mendiskusikan ulang maksud dan tujuan Pemprov terhadap revitalisasi. Seniman dan budayawan mengharapkan agar pemerintah mendengar aspirasi dari pelaku kepentingan di TIM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper