Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Naikkan Tarif Impor Pesawat dari UE hingga 15 Persen

Pemerintah Amerika Serikat menyatakan akan meningkatkan tarif pada pesawat yang diimpor dari Uni Eropa menjadi 15 persen dari semula 10 persen mulai 18 Maret 2020.
Presiden AS Donald Trump berbicara dalam acara penandatanganan UU Otoritas Pertahanan Nasional untuk Tahun Fiskal 2020 di Pangkalan Militer Gabungan (Joint Base) Andrews, Maryland, AS, Jumat (20/12/2019)./Reuters-Leah Millis
Presiden AS Donald Trump berbicara dalam acara penandatanganan UU Otoritas Pertahanan Nasional untuk Tahun Fiskal 2020 di Pangkalan Militer Gabungan (Joint Base) Andrews, Maryland, AS, Jumat (20/12/2019)./Reuters-Leah Millis

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat akan meningkatkan tarif pada pesawat yang diimpor dari Uni Eropa menjadi 15 persen dari semula 10 persen mulai 18 Maret 2020.

Langkah ini merupakan bagian dari perseteruan yang telah berlangsung lama, AS berusaha menghukum Uni Eropa karena menggelontorkan subsidi ilegal kepada Airbus SE yang merugikan produsen pesawat AS, Boeing Co.

Perwakilan Dagang AS juga menyatakan bahwa pihaknya membiarkan bea pada barang-barang Eropa tertentu seperti Scotch dan anggur Prancis tetap sebesar 25 persen dan akan membuat perubahan kecil pada daftar produk yang dirilis sebelumnya.

AS menerapkan taktik perdagangan dengan cara secara berkala pemerintahnya menggeser bea dan tarif pada berbagai kelompok barang untuk meningkatkan ketidakpastian bagi eksportir. Pada 18 Oktober 2020, Washington memberlakukan bea masuk 10 persen pada pesawat Airbus dan tarif 25 persen pada berbagai ekspor konsumen Eropa, seperti keju dan zaitun Spanyol. Namun, kenaikan tarif tersebut tidak berlaku untuk produk yang dirakit di pabrik Airbus di Alabama.

Sementara itu, baik Boeing dan Airbus telah mendorong pejabat kedua belah pihak untuk menegosiasikan penyelesaian perseteruan ini. European Commision, Badan Eksekutif Uni Eropa mengatakan pihaknya memiliki tujuan itu.

"Dalam pandangan kami, fokusnya sekarang adalah menemukan solusi yang dinegosiasikan untuk sengketa pesawat berdasarkan proposal konkret Uni Eropa untuk subsidi yang ada dan disiplin masa depan di sektor ini," kata juru bicara Daniel Rosario dalam sebuah pernyataan, dilansir Bloomberg, Minggu (16/2/2020).

Sebelumnya, 15 tahun lalu, AS mengajukan sengketa terhadap subsidi UE untuk Airbus. Sebaliknya, UE pun mengajukan gugatan yang sama setelahnya. WTO kemudian memutuskan bahwa AS dan UE bersalah.

Perselisihan itu memuncak pada musim gugur tahun lalu ketika WTO menyatakan AS secara hukum dapat mengenakan tarif US$7,5 miliar pada ekspor Eropa sebagai hukuman atas subsidi ilegal UE ke Airbus.

Pada saat itu AS juga mengenakan tarif tinggi pada barang-barang mewah tertentu dari Eropa seperti cognac dan tas. Pejabat administrasi menyatakan hal itu dengan tujuan membujuk UE untuk menegosiasikan penyelesaian. Namun perdamaian perdagangan trans-Atlantik terbukti sulit dicapai dan para pejabat AS mengatakan bahwa tawaran UE tidak dapat diterima.

Perwakilan Dagang AS kemudian meluncurkan tinjauan tarifnya dan mencari masukan apakah harus menghapus beberapa produk dari daftar tarif Oktober 2019; meningkatkan bea atas barang-barang tertentu dalam daftar itu hingga 100 persen; atau mengenakan pungutan pada produk tambahan yang tidak termasuk dalam daftar tersebut.

"Semakin lama perselisihan ini tidak terselesaikan, semakin besar ancaman tarif bahkan lebih pada industri kita. Uni Eropa telah menyatakan akan mengenakan tarif pembalasan musim semi ini pada rum AS, vodka, dan brendi dalam kasus paralelnya di WTO tentang Boeing," kata Distilled Spirits Council Amerika Serikat dalam sebuah pernyataan.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper