Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan meninjau ulang keberadaan lembaga pendidikan yang dimiliki oleh perusahaan pelat merah.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan BUMN harus fokus pada bisnis utama ketimbang turut serta mengelola perguruan tinggi yang pada akhirnya malah menjadi kompetitor di sektor pendidikan. Dia menegaskan, Kementerian BUMN tidak ingin BUMN malah merambah banyak sektor di luar bisnis intinya.
"Saya juga tidak mau BUMN ini jadi palu gada, apa lu butuh gua ada. Saya sedang review apa benar BUMN perlu punya universitas? Karena wong bersaing di bisnisnya saja belum tentu survive, apalagi menjalankan sesuatu yang bukan di ekspertisenya. Ke depan sedang saya review," jelas Erick di Jakarta, Rabu (12/2/2020).
Dalam catatan Bisnis.com, sedikitnya ada delapan perguruan tinggi yang dimiliki atau dikelola oleh BUMN, antara lain Universitas Pertamina, Telkom University, Politeknis Pos Indonesia, dan Institut Teknologi Telkom Surabaya. Selanjutnya Universitas Internasional Semen Indonesia, STT PLN, dan BRI Institute.
Sebelumnya, Menteri BUMN periode 2014-2019 Rini M. Soemarno sempat berencana untuk menggabungkan delapan perguruan tinggi yang dikelola BUMN dalam sebuah wadah beranama BUMN Universities.
Erick menurutkan, institusi pendidikan tinggi di Indonesia diharapkan bisa memperkuat semangat kewirausahaan. Dia menegaskan, lapangan kerja yang dibuka oleh perusahaan pelat merah dan sawasta tidak akan bisa menyerap seluruh lulusan perguruan tinggi.
Baca Juga
"Saya juga ingin memastikan link and match ini bukan hanya teori, saya tidak mau sekarang ini cuma didik mahasiswa jadi profesional, tapi saya ingin juga mahasiwa jadi entrepreneur," tuturnya.
Di sisi lain, Erick juga akan meminta BUMN untuk mengalokasikan dana tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR untuk pendidikan sebesar 30 epersen. Dia berharap, kebijakan itu bisa membantu untuk memajukan duniaa pendidikan di masa mendatang