Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Arti Status Oranye Virus Corona di Singapura

Pemerintah Singapura menaikkan peringatan virus Corona ke warna oranye. Status tersebut sama tingkatannya dengan yang ditetapkan Singapura saat wabah SARS pada 2003.
Tim medis melakukan pemeriksaan terhadap seorang pasien saat kegiatan simulasi penanganan virus Corona di RSUD Dr. Loekmono Hadi, Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (1/2/2020)./ ANTARA - Yusuf Nugroho
Tim medis melakukan pemeriksaan terhadap seorang pasien saat kegiatan simulasi penanganan virus Corona di RSUD Dr. Loekmono Hadi, Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (1/2/2020)./ ANTARA - Yusuf Nugroho

Bisnis.com, SINGAPURA - Status bahaya virus Corona di Singapura ditingkatkan oleh pihak otoritas setempat.

Pemerintah Singapura menaikkan peringatan virus Corona ke warna oranye. Status tersebut sama tingkatannya dengan yang ditetapkan Singapura saat wabah SARS pada 2003.

Singapura, Jumat (7/2/2020), melaporkan tiga orang lagi tertular virus Corona yang tidak berkaitan dengan penularan sebelumnya atau dengan perjalanan ke China sehingga peringatan itu digeser ke warna oranye.

Saat ini ada 33 orang yang dilaporkan mengidap virus Corona di Singapura.

SARS (Sindrom Pernapasan Akut Berat) membunuh lebih dari 30 orang di Singapura dan ratusan lainnya di seluruh dunia.

"Karena sekarang ada beberapa kasus lokal yang tidak berkaitan dengan kasus-kasus sebelumnya atau catatan perjalanan ke China, kami telah meningkatkan penilaian risiko," kata Kementerian Kesehatan dalam pernyataannya.

Kementerian menambahkan bahwa perusahaan-perusahaan harus bersiap-siap menghadapi kemungkinan "penularan meluas di masyarakat".

Tingkat tertinggi peringatan adalah warna merah, yang berarti bahwa virus itu sedang menyebar secara luas.

Singapura telah mengimbau kalangan pelaku bisnis untuk membatalkan atau menunda penyelenggaraan acara-acara besar yang tidak terlalu penting.

Namun, Singapore Airshow akan tetap diselenggarakan pekan depan kendati panitia kemungkinan akan membatasi jumlah pengunjung.

Seorang warga Inggris tertular virus Corona setelah melakukan perjalanan ke Singapura untuk menghadiri pertemuan bisnis. Kasus itu juga terkait dengan kasus-kasus di Singapura, Malaysia dan Korea Selatan, kata pejabat Kementerian Kesehatan Kenneth Mak.

Mak mengatakan otoritas belum mengidentifikasi sumber penularan pada pertemuan sebuah perusahaan, yang belum disebutkan namanya. Pertemuan tersebut dihadiri lebih dari 100 karyawan di Grand Hyatt Hotel pada pertengahan Januari.

Penerbangan Evakuasi

Terkait warganya yang masih ada di Wuhan, Singapura berencana untukmembawa mereka pulang. Singapura pada Jumat mengatakan berencana mengirimkan satu penerbangan lagi ke Wuhan, China.

Beberapa pejabat sebelumnya mengatakan kepada Reuters bahwa evakuasi warga Singapura itu akan dilakukan dalam beberapa hari ke depan.

Singapura telah mengevakuasi 92 warganya pada Kamis pekan lalu dari Wuhan, kota yang sedang diblokade dan merupakan pusat wabah virus corona.

Beberapa di antara warga yang dievakuasi itu telah dinyatakan positif tertular virus Corona.

Otoritas Singapura mengatakan pihaknya terpaksa meninggalkan beberapa penumpang karena mereka menunjukkan beberapa gejala.

"Kementerian Luar Negeri terus menjalin kontak dengan pihak berwenang China menyangkut rencana kami mengirimkan satu penerbangan lainnya untuk membawa pulang para warga kami," kata Kementerian dalam pernyataan yang dikirimkan melalui surat elektronik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper