Bisnis.com, JAKARTA - Data perdagangan China pada Januari 2020 dijadwalkan akan dirilis hari ini, Jumat (7/2/2020).
Namun, otoritas bea cukai setempat memutuskan untuk menunda dan menyatukannya dengan laporan Februari mendatang mempertimbangkan wabah virus corona (novel coronavirus).
Dilansir Bloomberg, Biro Statistik Nasional China juga melakukan hal yang sama. Data Februari jatuh tempo pada 7 Maret 2020 dan belum ada pengumuman penundaan untuk rilis mendatang.
Sementara itu, Biro statistik merilis agregat output industri Januari dan Februari, penjualan ritel dan indikator lainnya dalam upaya untuk memperlancar volatilitas yang disebabkan oleh liburan Tahun Baru Imlek.
Banyak perusahaan China tutup selama liburan, yang terjadi pada waktu yang berbeda setiap tahun. Hal ini mempengaruhi konsumsi, produksi dan kegiatan ekonomi lainnya pada interval yang tidak teratur.
Para ekonom memperkirakan bahwa ekspor Januari akan turun 4,2 persen sedangkan impor akan turun 5,8 persen karena tahun baru yang jatuh pada 25 Januari tahun ini.
Sementara itu, wabah virus corona yang memburuk di China memaksa pihak berwenang untuk memperpanjang liburan hingga Februari, membuat pabrik-pabrik tutup lebih lama dan kemungkinan mempengaruhi perdagangan bulan ini juga.