Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu alasan Mantan Direktur Utama TVRI Helmi Yahya diberhentikan dari jabatannya oleh Dewan Pengawas karena melanggar asas pemerintahan yang baik.
"Keren nih, malanggar beberapa asas AUPB (Asas Umum Pemerintahan yang Baik), good corporate governance lah conf. UU no 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan yakni asas ketidakberpihakan, asas kecermatan dan asas keterbukaan terutama berkenaan penunjukan pengadaan Kuis Siapa Berani. Seksi kali," tuturnya.
Helmi menyebut Kuis Siapa Berani adalah program televisi yang sudah ditayangkan di beberapa perusahaan televisi swasta Indonesia dan lalu ia hibahkan kepada TVRI.
"Semua orang tahu Siapa Berani adalah karya Helmi Yahya. Saya meng-create lebih dari 200 karya televisi seperti Bedah Rumah, Uang Kaget, Nikah Gratis yang gratis-gratis itu punyaku sama. Tapi karyaku yang paling besar adalah Siapa Berani tayang di RCTI, Indosiar dan ANTV," ucapnya.
"Saya persembahkan itu, saya donasikan 0 rupiah kepada TVRI. Karena saya bilang TVRI perlu satu acara yang semua orang sudah tahu mencari iklannya gampang dan edukatif. Saya serahkan pada TVRI selain itu saya tidak ikut-ikutan. Masyallah saya dicurigai," sambungnya.
Direktur Keuangan Isnan Rahmanto menjelaskan intelectual property untuk kuis ini adalah milik Helmi Yahya dan meskipun dalam proses produksi programnya bekerjasama dengan PT Krakatau, korporasi ini tidak memiliki hubungan hukum dan keterikatan dengan adik dari Tantowi Yahya tersebut.
"Saya jelaskan IP atau Intellectual Property ini milik Helmi Yahya lalu dihibahkan kepada TVRI dengan 0 rupiah artinya Pak Helmi itu sudah kehilangan royalti. Bekerjasama dengan PT Krakatau tidak memiliki hubungan hukum atau keterikatan dengan Helmi, dilakukan swakelola karena mereka memiliki pengalaman kuis seperti Bank Data, merekrut audiens," ujar Isnan.
Lebih lanjut, Isnan menyebut dirinya sendiri yang menawar harga produksi program tersebut hingga mencapai angka Rp75 juta per episodenya.
"Saya menawar dari angka yang paling tinggi hingga memungkinkan untuk diproduksi oleh TVRI alias murah. Produksi ini satu episodenya hanya Rp75 juta. Data kuis ini dibuat di TV lain bisa sampai ratusan juta. Karena kita ingin program ini berlangsung, ya paling tidak ini gratis dari IP," pungkasnya.