Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi menggunakan teknologi modifikasi cuaca untuk mereduksi curah hujan di Ibu Kota dan sekitarnya. Tujuannya untuk mencegah banjir.
Operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) menggunakan pesawat terbang jenis CASA 212-200 dengan registrasi A-2105 dan CN-295. Di dalamnya berisi garam untuk menyemai wilayah yang sudah ditentukan agar hujan dapat turun sebelum sampai di Jabodetabek.
Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Tri Handoko Seto mengatakan bahwa kedua pesawat tersebut secara keseluruhan membawa 6—8 ton garam sehari.
“Setiap hari dibutuhkan 4 sorti [gelombang]. Tapi kalau mungkin butuh lebih pesawat dan kru siap melakukan pekerjaan itu. Setiap hari 6-8 ton,” katanya di Gedung BPPT, Jakarta, Jumat (3/1/2019).
Seto menjelaskan bahwa TMC dapat mengurangi intensitas curah hujan sampai 30-40 persen. Ini berdasarkan pengalaman pada 2013 dan 2014 lalu.
Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa publik diminta sadar dengan setiap peringatan dini melalui prakiraan cuaca yang disebarkan pihaknya.
Peringatan dini dari BMKG adalah prakiraaan yang berdasarkan data. Data tersebut didappat dari satelit. Bahkan agar lebih akurat, ditambah radar yang dimilikinya.
Hasil tersebut kemudian diolah secara matematis dan metodologi khusus. Setelah itu, diverifikasi dengan data lokal. Inilah yang membedakan milik BMKG dengan internasional.
“Sehingga mohon dengan sangat percayalah prakiraan. Memang bisa salah. Perhitungan itu bukan Tuhan, jadi pasti ada akurasi yang terbatas,” jelasnya