Bisnis.com, JAKARTA - Pelatih dan penerjun payung dunia dari Indonesia, Naila Novaranti sukses menaklukan wilayah benua antartika, yang merupakan bagian dari misinya dalam menaklukan 7 benua.
Meski lokasi yang berbahaya, Naila berhasil melakukan aksi terjun payung tepat di atas Kutub Selatan Bumi sambil mengibarkan Bendera Merah Putih di Benua Antartika dari ketinggian 13.500 kaki (4.114 m).
"Alhamdulillah...dan bersyukur menjadi wanita Indonesia pertama dan tercepat di Dunia dengan terjun payung ke-7 Benua" kata Naila Novaranti.
Aksinya kali ini diakui Naila banyak kendala yang dihadapinya, mulai dari cuaca yang sangat dingin, lokasi yang bahayanya tapi tak terlihat serta masalah dropping zone atau tempat mendarat. Pasalnya, seluruh daratan Antartika itu tertutup es sehingga sulit mengetahui ketebalan lapisan es yang akan didarati.
"Jika salah keputusan menghitung angin dan ketepatan mendarat salah, bisa membuat saya terperosok ke dalam longsoran lapisan tipis es yang sangat tajam berjurang terjal," ungkap Naila.
Di Antartika, Naila menggunakan parasut yang berbeda dari biasanya yaitu parasut berukuran diperbesar, untuk menghadapi udara yang sangat tipis. Selain itu, penerjuan juga menggunakan pesawat De Haviland DHC-6 Twin Otter bermesin ganda bernama ILYUSHIN 1992. Pesawat dilengkapi skid pendarat untuk pendaratan di wilayah beriklim salju.
Kutub Selatan atau Antartika yang menjadi lokasi penerjunan bagi Naila Novaranti adalah wilayah yang sangat jarang dikunjungi oleh manusia. Jumlah penduduk tetap tidak tercatat di Kutub Selatan tersebut. Tidak hanya disebabkan oleh suhu yang sangat dingin, namun juga akses yang sangat sulit dijangkau. Meski begitu, Naila akhirnya bisa menyelesaikan misinya disana dengan memakan waktu beberapa hari saja untuk bisa sampai ke lokasi Antartika.