Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia melanjutkan pembicaraan kerja sama industri pertahanan dengan dan Uni Emirat Arab. Selain itu, kedua negara juga akan menjalin program pendidikan bersama yaitu pertukaran taruna dan perwira.
Dahnil Anzar Simanjuntak, Staf Khusus Menteri Pertahanan RI bidang Komunikasi Publik dan Kerjasama Antar Lembaga mengatakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto melanjutkan kerjasama pertahanan industri pertahanan dengan UEA.
Sebelumnya kerja sama tersebut telah dilakukan dalam Letter of intent pada 24 Juli 2019 dengan Menhan sebelumnya yaitu Ryamizard Ryacudu. Pembicaraan kemudian dilakukan kembali dengan menteri baru.
“Salah satu bentuk kerjasama adalah joint production industri pertahanan antardua negara, bentuk kerjasama ini strategis untuk mempererat hubungan kedua negara dan memperkuat pertahanan kedua negara,” katanya, Jumat (13/12/2019).
Di sisi lain, pemerintah optimistis akan segera mengimplementasikan program pendidikan dan pertukaran taruna dan perwira untuk belajar di UEA dan Indonesia.
Selain dengan UEA, Indonesia juga memiliki kesepakatan terkait industri pertahanan dengan Korea Selatan. Selama beberapa tahun terakhir, RI dan Korsel berkonsentrasi untuk proyek orea Selatan terkait Korean Fighter Xperiment (KFX) - Indonesian Fighter Xperiment (IFX).
Pengembangan jet tempur tersebut diinisiasi oleh kedua negara. Saat kunjungan kerja Menteri Pertahanan Korea Selatan Jeong Kyeong-doo ke Kantor Menko Polhukam Mahfud MD, keduanya sepakat melanjutkan pembicaraan tentang kerjasama alat utama sistem pertahanan persenjataan KFX - IFX.
“Join pembuatan pesawat bersama. Itu sekarang masih di sedang di negosiasi dan vocal point dari Indonesia memang yang ditunjuk Pak Prabowo Menteri Pertahanan untuk berbicara antarmenteri pertahanan,” kata Mahfud di Kemenko Polhukam di Jakarta, Kamis (12/12/2019).