Kabar24.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo mengincar penyuka lagu-lagu campursari Jawa yang dinyanyikan oleh Didi Prasetyo atau Didi Kempot dengan komunitasnya sobat ambyar untuk dikenalkan mengenai ideologi Pancasila.
Pernyataan itu disampaikan oleh Presiden Jokowi dalam acara Presidential Lecture membahas pembumian Pancasila di Istana Negara, Jakarta, Selasa (3/12/2019) yang dihadiri oleh sebagian besar menteri Kabinet Indonesia Maju dan kepala lembaga.
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi menyatakan pemerintah harus menyukai apa yang disukai oleh anak muda. Menurut data yang dimilikinya, anak muda menyukai olahraga, musik dan film.
"Kita juga harus ingat apa yang mereka sukai. Jangan keliru jalur, keliru jalan. Hati-hati. Mereka suka lewat mana. Kita harus mengerti apa yang mereka sukai. Ini ilmiah, ini dari data-data survei," kata Jokowi.
Khusus untuk musik, Jokowi meminta kementerian dan lembaga untuk menitipkan mengenai ideologi Pancasila kepada "Sad Boys" dan "Sad Girls", dua istilah yang sering dipakai untuk merujuk kepada penggemar Didi Kempot, baik laki-laki atau perempuan.
"Kita nebeng Didi Kempot enggak apa-apa, titip sama sad boys dan sad girls enggak apa-apa, sahabat ambyar enggak apa-apa. Titipkan satu lirik di [lagu] "Pamer Bojo" enggak apa-apa, ini media-media yang disukai anak-anak kita, anak-anak muda kita," kata Jokowi.
Dalam acara itu, Jokowi bicara mengenai penyebaran ideologi Pancasila kepada target utama anak-anak muda Indonesia yang jumlahnya mencapai 129 juta orang.
Kepala Negara menyatakan pemerintah dan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) harus mengerti media komunikasi apa yang disukai oleh anak muda.
"Semua harus ngerti ini, juga harus ngerti kegiatan mereka itu apa, konten yang mereka sukai itu apa, kegiatan yang mereka sukai apa, konten yang mereka sukai apa, harus teridentifikasi betul. Coba lihat lebih dalam lagi tokoh atau influencer yang mereka ikuti siapa? Hati-hati di sini, zaman sudah berubah," kata Jokowi.
Menurutnya, hal-hal yang mempengaruhi anak muda Indonesia bukan hanya guru, dosen atau bos, melainkan dari berbagai fasilitas digital. Jokowi menyebut sejumlah contoh layanan percakapan seperti WhatsApp, Telegram, LINE, dan Kakao Talks.
Selain itu, Jokowi juga menyebut penyebaran informasi dan pengetahuan kepada anak muda banyak melalui layanan video, televisi, Youtube, Netflix, Iflix dan Hooq serta media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan Snapcat.
Jokowi mengatakan Pancasila harus disebarkan melalui sejumlah saluran ini apabila pemerintah tidak ingin anak-anak muda keduluan ideologi yang lain. "Kita banjiri narasi-narasi besarnya lewat barang-barang ini, kalau tidak, kita akan keduluan ideologi lain yang menggunakan barang-barang yang tadi saya sebut, hati-hati," kata Jokowi.