Bisnis.com, JAKARTA – Kala pembicaraan perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) terkesan mandek di tengah tensi seputar Hong Kong, China justru menyuarakan optimismenya tentang mencapai kesepakatan “fase satu” dengan AS.
Ungkapan “optimisme dengan kehati-hatian” disampaikan sendiri oleh Wakil Perdana Menteri China Liu He dalam sebuah pidato di Beijing, seperti dilansir oleh Bloomberg yang mengutip informasi dari sejumlah sumber terkait.
Pada kesempatan yang sama, Liu juga menjelaskan rencana China untuk mereformasi perusahaan-perusahaan negara, membuka sektor keuangan, dan menegakkan hak kekayaan intelektual.
Rencana-rencana tersebut diketahui merupakan isu dari inti tuntutan pemerintah AS untuk perubahan dalam sistem ekonomi China.
Di luar pidatonya itu, kepada salah satu peserta, Liu mengatakan “bingung” tentang tuntutan-tuntutan AS. Namun ia yakin bahwa fase pertama dari perjanjian perdagangan dengan Negeri Paman Sam dapat diselesaikan.
Sejak Presiden Donald Trump mengumumkan kesepakatan “fase satu” sebulan yang lalu, pasar telah dibuat galau oleh komentar tak pasti dari kedua belah pihak. Hari ini menunjukkan kemajuan, hari kemudian perkataan bisa terdengar sebaliknya.
Salah satu yang terkini, pada Rabu (20/11/2019), Trump mengatakan China tidak melangkah ke tingkat yang ia inginkan.
Menyusul pemberitaan tentang komentar Liu, bursa Asia dan indeks futures ekuitas AS pun mengurangi sebagian penurunannya.
Persetujuan Kongres AS atas rancangan undang-undang (RUU) yang mendukung demonstran Hong Kong sempat membuat saham global meluncur tajam pada perdagangan Kamis (21/11/2019).
Sumber terkait dengan pembicaraan perdagangan kedua belah pihak bersikeras bahwa para negosiator sejauh ini telah dapat menghindari meningkatnya beberapa area gesekan, seperti Hong Kong, untuk menginfeksi pembicaraan mereka.
Sementara itu, jika upaya untuk mencapai kesepakatan “fase satu” gagal sebelum 15 Desember, Trump telah mengancam untuk mengenakan tarif 15 persen pada impor senilai sekitar US$160 miliar dari China.
Menurut Zhang Yansheng, kepala peneliti di China for International Economic Exchanges, meskipun RUU demokrasi Hong Kong menjadi faktor negatif untuk kesepakatan pendahuluan, China mungkin masih dapat mencapai kesepakatan dengan AS tahun ini.
“Pandangan optimisnya adalah bahwa kesepakatan fase satu dapat dicapai tahun ini, dan yang lebih pesimistis adalah bahwa kesepakatan itu akan terseret ke beberapa titik pada tahun depan,” ujar Zhang.
“Saya pikir jika tidak ada gangguan seperti cuitan atau komentar yang tidak beralasan, ada kemungkinan kesepakatan fase satu tercapai tahun ini,” jelasnya.